Faishol Da’sy Al-Qothoni, seorang bocah berusia 12 tahun yang
mengalami buta sejak lahir. Beberapa tahun lamanya ia hidup di
tengah-tengah iklim yang tidak bersahabat dan menggelisahkan karena ia
tak mampu melihat lingkungan sekitarnya.
Ia tidak putus asa atau membiarkan
dirinya menjadi mangsa keterasingan. Setelah Allah mengkaruniakan rahmat
kepadanya, maka Allah mengganti penglihatannya dengan kemampuan
menghafal dalam taraf yang menakjubkan. Ia mampu menghafal Al Quran
hanya dalam rentang waktu 2 tahun saja di tengah decak kagum banyak
orang kepadanya. Bila anda bertemu dengannya, maka ia akan menyambut
anda dengan lapang dada. Anda akan merasa seolah-olah anda telah
mengenalnya sejak lama. Dalam raut mukanya terlihat tanda-tanda senyum,
keceriaan dan kebahagiaan. Ia memiliki sejumalah keistimewaan.
Kecerdasannya begitu tajam. Kemampuannya melampui anak-anak seusianya.
Sehingga ia menjadi pusat sanjungan banyak orang, baik anak-anak maupun
orang dewasa.
Ia berbicara dengan bahasa Arab yang fasih dan lancar. Bahasanya amat
bagus. Ia menuturkan, “Nama saya Faishol Da’sy Al-Qothoni. Saya
dilahirkan di Riyadh. Saya masuk madrasah An-Nur selama 3 tahun, setelah
itu saya pindah ke sekolah tahfiz Al Quran. Berkat karunia Allah dan
dorongan kedua orang tua saya serta usaha keras para guru saya, saya
mampu menghafal Al Quran dengan baik. Awalnya, saya sering mendengar
bacaan Al Quran. Saya senang dengan bacaan dan tartilnya Syaikh Sudais.
Selanjutnya, saya tertarik dengan suara Kholid Al-Qohthoni. Maka, ayahku
menghadiahkan kaset morrotal 30 juz dengan bacaan Kholid Al-Qohthoni.”
Ia melanjutkan, “Saya hafal Al Quran 30 juz, ditambah dzikir pagi dan petang, doa tidur, doa makan serta sejumlah hadist.”
“Kenapa kamu berbicara dengan bahasa yang fasih dan enggan berbicara dengan dialek pasaran?”
“Bahasa yang fasih adalah bahasa Al Quran
serta bahasa seluruh bangsa Arab. Sehingga, kita wajib menjaganya serta
menyebarluaskannya di tengah-tengah generasi ini.”
“Apakah kamu tahu berita dunia saat ini?”
Pamannya menjawab, “Ia senantiasa
mengikuti berita terkini. Ia lebih banyak mengetahui daripada
orang-orang dewasa. Ia hafal nama-nama pemimpin dunia, nama negara, ibu
kota, serta peristiwa-peristiwa penting di belahan dunia.”
“Pesan apa yang bisa kamu sampaikan kepada saudara-saudaramu serta teman-temanmu sesama muslim?”
Faishol menjawab dengan penuh percaya diri dan sikap tenang, “Aku
pesankan kepada mereka agar tidak lalai. Aku peringatkan kepada mereka
akan tipu daya setan dan hendaknya mereka tidak menuruti syahwat serta
tidak membuang-buang waktu mereka di depan layar TV melihar acara-acara
yang tidak bermanfaat, bahkan merugikan. Juga aku pesankan kepada mereka
agar menaruh perhatian kepada Al Quran, banyak membacanya, serta
berusaha menghafalnya.”
“Bagaimana kamu menghafal Al Quran? Apakah ada metode khusus yang kamu praktekkan?”
Faishol menjawab, “Allah memberikan petunjuk kepadaku untuk menempuh
metode dengan cara mendengarkan kaset. Aku menaruh tape di dalam kamar
dan menyambungnya dengan kabel. Aku dapat menghidupkannya dengan cara
menekan tombol listrik (saklar) yang ada di tembok. Secara otomatis,
bacaan terulang-ulang hingga selesai proses hafalan seluruh yang ada di
kaset. Kemudian aku menggantinya dengan yang lain.”
Subhanallah, dengan keterbatasannya, anak
ini mampu menghafal Al Quran hanya dalam waktu 2 tahun. Bagaimana
dengan kita yang sehat ?
“Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Al Quran ini dan merendahkan pula dengannya kaum yang lain”
***kisah diambil dari buku “Seni Menghafal Al Quran”***