Rabu, 26 September 2012

Ironi Pendidikan di-NAGARI kami!

sungguh Miris memang, ketika pertumbuhan Ekonomi Indonesia mulai membaik tapi tak begitu berdampak pada perekonomian rakyat jelata
masih kita jumpai anak-anak Putus sekolah, mengemis demi sejumlah rupiah


kemaren(26/9/2012) ketika aku lagi makan bakso di Bakso Mas Agus ada seorang remaja kecil, berpakaian lusuh datang sambil menyodorkan selembaran kertas yang berisi permohonan sumbangan alakadarnya.

memilukan memang, waktu ku tanya "adek dari mana" ia menjawab"dari tigo bal*h bang","haaa?!?!?!?" aku bingung. tigo bal*h, suatu kecamatan yang perekonomiannya cukup mapan dikota kami,Bukittinggi. ku berpikir sebegitu parahnyakah sikap APATIS warga daerah tersebut??dia kusuruh duduk, tak lupa ku pesan semangkok mie ayam pada si mas tukang bakso, karena ku pikir semangkok Mie Ayam lebih mengenyangkan dari semangko bakso yang kusantap.

"kamu kelas berapa?" "saya sudah tidak skolah lagi bang" jawabnya."law masih sekolah sekarang saya sudah kelas 1 SLTP"tandasnya."lhoo?!?? bukanya SMP masi gratis?", "ndk tahu wak do Da(minang)-saya tidak tahu bang. waktu tamat SD dulu saya tidak tahu, walaupun begitu seandainya saya tahu, saya mw beli baju pake apa? ibu hanya buruh cuci sedangkan ayah sudah meninggal 3 thn yg lalu"

MasyaALLAH,
ada apa dengan NAGARI kami? mengapa begitu APATISnya kalian berbagi sedikit rezeki dan secarik Informasi untuk anak Miskin yang merana ini?? dia hanya butuh pakaian yang harganya tak lebih dari seperLIMA harga BB kalian

ironi memang,
dahulu, orang kampung kami-BUKITTINGGI-suadah berpikir LUAS,memikirkan kesejahteraan suatu bangsa bukan suatu kota bung! tapi kini, jangankan untuk memikirkan bangsa, untuk membantu mensejahterakan Tetangga saja banyak yang tak sanggup

"lalu uang ini buat apa?" lanjutku, dengan linangan air mata ia menjawab"uang ini mau saya pakai untuk membayar tunggakan uang sekolah adek saya, disebuah sekolah suasta di Tigo bal*h"


SUBHANALLAH
, betapa mulianya hati anak ini, dia mau menahan malu,keliling pasar  demi kelanjutan sekolah sang adek.
kemudian dia kusuruh makan, tak lupa kuselipkan sejumlah uang digenggamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar