Kamis, 01 November 2012

Contoh Cara menghafal Al qur'an dengan metode palestina

Berikut ini adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana cara menghafal alquran dengan mencontoh metode yang di lakukan oleh sistem menghafal al qur'an di palestina. Ketika anda mempelajari cara memnghafal Al qur'an dengan metode dari palestina ini, sungguh kami berharap bisa membantu anda dalam proses menghafal al qur'an. bisa juga anda gunakan sebagai contoh pidato pendidikan tentang al qur'an atau pun sebagai referensi dalam anda melakukan ceramah agama tentang metode menghafal al qur'an. seboga bermanfaat!!!!
metode cara menghafal al qur'an
metode cara menghafal al qur'an


Berikut mari kita simak contoh cara menghafal Al qur'an.

Oleh : Syekh Syadi Abu Mu’min, MA.(Pengajar Al Qur’an di Palestina, yang meluluskan 10.000 (sepuluh ribu) hafidh Al Qur’an tiap tahun denganprogram dua bulan hafal Al Qur’an)
Penerjemah : Arham bin Ahmad Yasin,Lc.,MH.


Pembicaraan tentang menghafal
Kitabullah ‘Azza Wa Jalla
merupakan perkara yang sangat penting, bagiumat nabi Muhammad saw. karena ini merupakan perkara yang sangat penting untuk keselamatan ummat,kebaikannya, dan kebahagiannya, maka sesungguhnya ummat ini sudah cukup dari yang lainnya. Karena Al
Qur’an apabila telah sempurna penghafalannya, pertemanannya, dan ketenangan dengannya, maka pada saat itu manusia tidak butuh untuk mencari kebahagian atau keselamatan. Karena ia akan mendapatinya dalam Kitabullah ‘Azza Wa Jalla.Selanjutnya, masalah menghafal Al Qur’anul Karim bukalah masalah ijtihad, dan bukan pula masalah bisa
atau tidak bisa. Karena manusia telah Allah ciptakan memiliki berbagai kemampuan dalam banyak hal. masalah menghafal Al Qur’anul Karim adalah masalah pemahaman. Apakah kita memahami nilai AlQur’anul Karim? Apakah kita memahmi kebaikan Al Qur’anul Karim? Apakah kita memahami kemuliaan
Al Qur’anul Karim? Inilah pertanyaan -pertanyaannya. Jika kita memahami urgensi, keagungan, nilai, kebaikan, kemuliaan Al Qur’anul Karim, maka setelah itu masalahnya akan menjadi
sangat mudah.Pertanyaan pertama yang ditujukan pada diri kita sebelum kita mulai menghafal Al Qur’an, sebelummembuka mushhaf Al Qur’an dan ingin mengahafalnya, tanyalah diri kita: apakah saya menghafal Al Qur’ankarena kewajiban, ataukah saya menghafal Al Qur’an karena kebutuhan? Apakah saya membutuhkan AlQur’an, atau Al Qur’an membutuhkan saya? Disini ada pertanyaan yang penting yang harus dijawab: kenapa saya menghafal Al Qur’an? jika masing-masing dapat menjawab pertanyaan ini, maka setelah itu ia
akan dapat menghafal Al Qur’an. karena masalahnya adalah masalah untung dan
rugi, seperti satu tambahsatu sama dengan dua.Sehingga ghoyah/ tujuan menghafal adalah asas dari penghafal. Bagaimana bisa demikian?
  
Dalam hadits Rasulullah saw, Neraka dinyalakan di hari kiamat pertama untuk siapa? Yang pertamadilemparkan ke neraka bukanlah para thoghut, para pelaku kejahatan, para pezina, pencuri, bahkan bukanpula orang-orang kafir. Tapi adalah para Qori’ atau Hafidh Al Qur’an sebagaimana hadits Rasulullah saw. :neraka dinyalakan pertama untuk tiga orang. Pertama
untuk qori’ Al Qur’an, ketika ia didatangkan ia
mengatakan : “ya Rabb saya membaca, belajar dan mengajarkan Al Qur’an karena Engkau” maka dikatakan:“ engkau menghafalkan supaya dikatakan hafidh/Qori’, dan itu sudah dikatakan, maka seretlah ke neraka”.
 Dan yang kedua adalah orang yang berinfaq, ia mengatakan : “ Ya Rabb, sungguh saya telah berinfaqdijalanMu” maka dikatakan:” engkau berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan itu telah dikatakan, makaseretlah keneraka”. Dan yang ketiga adalah seorang mujahid, ia mengatakan: “ ya Rabb saya berjihad dan berperang dijalanMu”. Maka dikatkan kepadanya:” engkau berjihad supaya dikatakan pemberani, dan itutelah dikatakan, maka seretlah keneraka” (dikutip dari HR Muslim, At Turmudzi, An Nasai, dan Ahmad dari Abi Hurairah,pent.)
 Sehingga tujuan menghafal merupakan hal yang sangat penting. Apakah saya menghafal Al Qur’an supayaorang mengatakan bahwa saya hafidh, punya sanad, ijazah qiro’ah ‘asyrah, atau syeikh? Atau saya inginagar orang tahu: “ini anak saya hafalannya sekian, dia hafal qur’an, saya hafal sekian juz” sehingga orangmengatakan kepada anda“ masya Allah, kamu hafal sekian!” apakah ini tujuan anda?! Jika tujuannyaseperti ini, maka mungkin saja anda bisa menghafal Al Qur’an, sebagaimana anda bisa melakukan apa saja.
Tapi yang terpenting apakah kita menghafal Al Qur’an untuk keselamatan di sisi Allah? Maka yang pertamaadalah menetapkan tujuan : “saya menghafal Al Qur’an agar selamat di sisi Allah”
 Kemudian Niat harus ikhlash semata-mata karena Allah swt. sebagaimana kita mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al Khatthab ra. “sesunggunya amal itu tergantung pada niatnya,dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang dia niatkan” (dikutip dari HRBukhari dan Muslim, pent)
.sehingga masalah terkait dengan niat. Harus Ikhlash. Ini yang pertama.Yang kedua, Al Isti’anah Billah (meminta bantuan kepada Allah) dan memohon kepadaNya. Bagi yang ingin
menghafal Al Qur’an, Al Qur’an itu mudah, akan tetapi ia (Al Qur’an) tidak diminta kecuali dari yang tepat, yaitu dengan engkau memohon kepada Allah swt dengan mengiba, dengan sikap sangat butuh, sangatmengharap, dan sangat menginginkan. Bagaimana jika engkau membutuhkan sesuatu dalam urusan dunia, engkau meminta kepada Allah. Misalnya : “Ya Allah anugerahkan kepada saya keturunan” engkau sambilmenangis, engkau sholat malam dan berdoa;” Ya Allah anugerahkan kepada saya anak laki-laki,anugerahkan kepada saya anak perempuan, Ya Allah jagalah istri/ suami saya, Ya Allah Jagalah anak saya,Ya Allah sembuhkan Ibu saya yang sedang sakit, sembuhkan anak saya yang sakit..!” bukankah engkau
memohon kepada Allah dengan sangat mengiba dan menangis?! Demikian juga Al Qur’an harus dimintadari Allah, karena Al Qur’an adalah Kalamullah. Hal itu ketika Al Qur’an menjadi obsesi yang hakiki, tidak sekedar mengatakan saya ingin menghafal Al Qur’an. Seperti ilmu yang lain atau sekolah, engkau bisa mempelajari apa saja di sekolah, yang semuanya tempatnya adalah di akal. Hal ini engkau lakukan karena kebutuhan, ingin ijazah, ingin jadi sarjana, atau magister. Bukankah engau bersungguh-sungguhmenuntutnya? Hal ini adalah hal sesuatu logis.
Tapi Al Qur’anul Karim, engkau harus memintanya kepada Allah dengan sangat dan mengiba.
Yang ketiga adalah Ash Shidq Fi Ath Thalab (benar dalam permohonan). Apa makna Ash Shidq? Tidaksekedar shidq Al Qaul (benar dalam berkataan), tetapi juga shidqul ‘amal, shidqul fi’li, shidqul ‘azm, dan AshShidq dalam merealisasikan ‘azm. Lima tingkatan dalam
 Ash Shidq. Tapi kapan tampak Ash Shidq Al Haqiqi? 
Yaitu Jika engkau mempraktekkan amaliah menghafal, shidqul qoul, shidqul fi’li, dan shidqul‘Azm. ‘Azmyang hakiki. Dan ‘Azm ini tidak mungkin terwujud kecuali jika kita memahami nilai Al Qur’anul Karim dan urgensinya yang akan kita rinci di Akhir.Bagaimana wujud Ash Shidq dalam praktek? Yaitu engkau mengkhsuskan waktu satu jam untuk Al Qur’an
setiap hari. Bukan merupakan sikap Ash Shidq, misalnya suatu hari engkau ditelpon oleh temanmu dan mau datang kerumahmu di waktu qur’anmu, kemudian engkau ke
luar dan mengatakan ahlan wasahlan. Ini adalah salah dan penelewengan. Pertanyaannya, mana yang lebih penting : temanmu atau Al Qur’an?! Satu  jam bersama temanmu atau satu jam bersama Allah?Saya bertanya kepadamu, jika engkau punya janji – saya tahu kalian di Indonesia suka bermasalah dalamurusan janji – jika temanmu berjanji kepadamu bahwa ia akan datang kepadamu jam lima, namun diadatang jam tujuh, tentu engkau akan marah bukan?! Dan engkau mengatakan :” kenapa kamu terlambat, kenapa engkau tinggalkan begitu saja? Lebih- lebih Al-Qur’an yang mulia, Al Qur’an tidak menerima sekutu.Jika engkau membuat jadwal dengan Al Qur’an, maka engkau harus menepatinya. Kita marah jika orang terlambat memenuhi janji dengan kita. Lalu bagaimana dengan janji kita dengan Allah?! Mana yang lebihutama engkau tepati janjinya, Allah atau manusia? Bersikap benarlah kepada Allah. Karena itu, waktu
dengan Al Qur’an adalah waktu yang suci. Maka Ash Sidq disini adalah Ash Shidq dalam praktek. Jika engkaulanggar waktumu dengan Al Qur’an satu kali saja, maka engkau akan melakukan pelanggaran-pelanggaransetiap kali. Tidak ada alasan apapun yang membenarkan tidak adanya sikap Ash Shidq dengan Al Qur’an. Ini penting sekali.
Yang keempat, Shuhbatul Qur’an (pertemanan dengan Al Qur’an). Allah swt berfirman : “
ingatlah, dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenang” ( QS. Ar Ra’d :28). Maka jika engkau ingin menghafal Al Qur’an, jangan asing terhadap Al Qur’an. Bagamana engkau ingin menghafal Al Qur’an, tapi engkau tidak membuka Al Qur’an dalam sepekan kecuali hanya satu kali, atau tiga hari sekali?!. Jika seperti itu engkau tidak akan bisa menghafal Al Qur’an. maka engkau harus menjadikan Al Qur’an sebagai teman. Ash Shuhbah (Pertemanan) itulah yang akan membantumu dalam menghafal. Jika Al Qur’an telah menjadi temanmuyang spesial, maka engkau akan bisa menghafal Al Qur’an dengan mudah.
Bagaimana jika engkau merasa sedih atau capek, tentu engkau akan mencari orang yang terdekatdenganmu bukan? Misalnya, ibumu, saudaramu, atau temanmu di sekolah. Engkau mengadu kepadanya, engkau duduk dengannya dan menyampaikan: “ saya sedang sedih, saya punya masalah ini dan itu”. MakaAl Qur’an harus menjadi yang paling akrab dengan kita dari orang yang paling dekat dengan kita, dimana AlQur ’an menjadi tempat pengaduan kita dan peristirahatan jiwa kita. Dan ketika Al Qur’an telah menjaditeman engkau, maka Al Qur’an-lah yang menemanimu dalam kesendirianmu, dan engkau duduk bersamanya, dan engkau habiskan waktu yang lama bersama Al Qur’an, Al Qur’an tidak jauh dari matamu.
Dan ini menuntut kita untuk punya Mushaf teman, yang mana kita (di Palestina) menamainya Mushaf Huffadh atau Mushaf Shohib. Maka engkau harus punya mushaf yang menemanimu dimanapun.
Pertemanan dengan Al Qur’a, kita harus punya wirid harian dengan Al Qur’an. dan wirid harian berbedadengan hafalan. Apa maknanya wirid harian? Yaitu engkau harus membaca Al Qur’an paling sedikit satu juz dalam sehari, sehingga engkau mengkhatamkan Al Qur’an
setiap bulan sekali. Jika engkau mengkhatamkan Al Qur’an sebulan sekali, maka berarti Al Qur’an dari Awal sampai akhir melewati hatimu secara harian.
Demikianlah engkau menjadi akrab dengan Al Qur’an, sehingga ketika engkau membuka satu halamanmushfaf engkau sudah familiar dengannya. Seperti jika engkau sudah akrab dengan temanmu, engkausudah terbiasa dengannya, setiap hari engkau bertemu dengannya, setiap hari duduk dengannya. Jika satuhari ia tidak keliahatan, engkau menelponnya :” dimana kamu wahai fulan?, hari ini saya merasa ada yangkurang, saya tidak melihat kamu hari ini.
” Tanyakan pada dirimu, dalam sehari engkau tidak baca Al Qur’an:“ apakah merasa ada sesuatu yang kurang?” jika engkau tidak merasa,berarti tidak ada pertemanan.
Pertemanan adalah adanya perasaan kehilangan, perasaan kehilangan Al Qur’an, engkau merasa rindu kepadanya, seperti engkau rindu kepada ibumu, ayahmu, atau saudaramu. Enkau menunggu waktu dimana kamu akan duduk bersama Al Qur’an.Tentu saja pertemanan ini diterjemahkan dalam dua hal : Yang pertama : Al Hubb ( rasa cinta) terhadap Al Qur’an. jika engkau mencitainya, engkau akan merasa butuk terhadapnya. Seperti jika enkau tidak makan dan tidak minum, engkau tidak bisa hidup. Apakah kita bisa tidak makan dan minum? Demikianlah Al Qur’an harus menjadi kebutuhan, sehingga engkau tidak bisa hidup tanpanya. Tentu saja hal ini perlu pikiran yang totalitas dan hati yang bersih. Hati yang disibukkan dengan urusan dunia, misalnya hati kitasibuk dengan nyanyian, hal-hal yang melenakan, atau games. jika hati kita sibuk maka tidak ada tempat buat Al Qur’an, maka tidak perlu engkau capek capek menghafal Al Qur’an. engkau ambil dunia atau engkau ambil Al Qur’an. karena Al Qur’an adalah mulia dan tidak menerima sekutu. Jika ada sesuatu yang mengalahkan Al Qur’an dihatimu, ada sesuatu yang lebih engkau cintai dari Al Qur’an, maka tidak adagunanya engkau capek-capek menghafal. Yang kedua : ‘Adamu Al Istihya’ bihi (tidak malu dengan Al Qur’an) apa maksudnya? Pertemanan menghasilkan keakraban. Seperti jika engkau duduk dengansahabatmu, apakah engkau merasa malu bersamanya? Jika ada orang lewat, apakah engkau sembunyikantemanmu, sehingga tidak ada yang melihatnya? Engkau malu, atau engkau meninggalkannya, sehingga
orang tidak melihatmu? Pertanyaannya : Apakah engkau malu bersama Al Qur’an? misalnya jika engkauberada di bis, apa masalahnya engkau membuka mushaf? Apa masalahnya engkau membawa Al Qur’an dengan tanganmu, dan engkau berjalan di pasar? Sebagian orang merasa malu. Misalnya di busway atau di jalan, dia mengatakan : “ saya malu dari orang orang.” apakah engkau malu bersama Al Qur’an dari manusia?!
Apakah Al Qur’an adalah susuatu yang membuat malu? Ini adalah tingkatan yang penting, yaitu
engkau mencapai rasa bangga terhadap AL Qur’an.
Yang kelima : Al Mushabarah wal Mujahadah (kesabaran dan kesungguhan). Tentu saja setan tidak akan membiarkanmu, setan mengatakan kepada Allah :” demi kemuliaanMU, pasti aku akan menyesatkanmereka semuanya”(QS. Shad : 82)
, “karena Engkau telah menyesatkan akau, pasti aku akan selalumenghalangi mereka dari jalanMu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka” (QS. Al A’raf : 16-17). 
Setan tidak akan senang kita membaca Al Qur’an dan menghafalkannya. Karena harus ada kesabaran dan mujahadah. Al Qur’an semuanya baik, dan tidak dihasilkan darinya kecuali kebaikan. Masalah yang penting adalah sabar terhadap Al Qur’an. setan akan selalu berusaha menggodamu :” bagaimana kamu akan menghafal Al Qur’an, kamutidak akan bisa, engkau punya anak, engkau sibuk, engkau masih kuliah, bagaimana kamu akan lulus?” 
Saya katakan kepadamu, engkau harus punya sikap yang positif, bahwa Al Qur’an semuanya baik, maka engkau harus menjadikan jiwamu bersabar dalam menghafal Al Qur’an. berikutnya adalah mujahadah.Apakah engkau ingin surga tanpa hisab, engkau ingin masuk surga tanpa capek? Engkau tidak akanmendapatkan ijazah di universitas kecuali dengan belajar, engkau tidak akan dapat uang kecuali dengan bekerja. Bagaimana engkau ingin menghafal Al Qur’an tanpa usaha?! Tanpa capek?! Maka harus ada Mujahadatun Nafs (mujahadah jiwa). “ sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan “ (QS.Yusuf : 53), tetapi Allah Juga berfirman dalam Al Qur’an :“ Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams : 9-10). Maka jiwa ini engkaulahbertanggung jawab atasnya, ini masalahnya di akal bukan di jiwa. Sehingga harus ada mujahadatun nafs. Hadits Rasulullah saw sangat jelas.: “ sesungguhnya Al Qur’an lebih cepat lepasnya dari unta pada ikatannya”  (dikutip dari HR Bukhari dan Muslim) Jadi Al Qur’an cepat lepasnya, sehingga enggau harus bermujahadah dalam menghafal Al Qur’an. bagaimana bisa bersabar dan bermujahadah terhadap AlQur’an? sabar dan mujahadah terhadap Al Qur’an membutuhkan suatu masalah yang penting, yaitupemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim, kebaikan Al Qur’anul karim, dan kemuliaan Al Qur’anulkarim. Setiap kali jiwamu merasa futur , maka ingatlah dirimu dengan kebaikan dan pahala yang besar. Setiap setan berusaha menggelincirkanmu, maka ingatlah dirimu dengan kemuliaan Al Qur’an.
 Semua yang sudah kita bahas dalam lima poin di atas, seluruhnya terkait dengan masalah pertama yangtelah saya isyaratkan, yaitu pemahaman. Kita telah bahas tentang niat yang ikhlash karena Allah, kita telahbahas permohonan kepada Allah untuk menghafal dan meminta pertolongan kepadaNya, kita telah bahas Ash Shidq dalam permintaan kepada Allah swt dan
‘azm untuk menghafal Al Qur’an Al ‘Adhim dengan  AshShidq dan memberikan waktu untuk Al Qur’an dengan Ash Shidq  kita telah bahas tentang pertemanan dan persahabatan dengan Al Qur’an hingga memudahkan kita dalam menghafal Al Qur’an, kemudian kita telah
bahas tentang sabar dan mujahadah dalam jalan menghafal Al Qur’anul Karim
, lima tahapan ini titik tolaknya dan yang mengarahkan kepadanya adalah pemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim.
Bagaimana saya akan bersabar dalam menghafal Al Qur’anul Karim, bagaimana saya akan dapat menghafalAl Qur’anul Karim dari pemahaman terhadap faktor faktor yang menjadikan saya mencintai Al Qur’anul Karim dan memotifasi saya untuk menghafalnya. Apa faktor-faktor tersebut, dan bagaimana saya bisamerujuk kepadanya agar menjadi titik tolak dalam meneguhkan saya dalam menghafal Al Qur’anul Karim?
 Inilah masalah yang akan kita bahas sekarang.Rasulullah saw telah bersabda :
“ orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an, maka ia bersa
ma para malaikat yang mulia dan baik. Dan orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata bata dan bersusah payah, maka baginya dua pahala” 
(pahala membaca, dan pahala susah payahnya) (dikutip dari HR. Muslim dari ‘Aisyah ra)
 Dan hadits Rasulullah saw.
“ bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi 
 pembacanya
”(dikutip dari HR. Muslim dari Abu Umamah ra.)
“barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikandilipatgandakan sepuluh kali lipat (dan Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendakinya). Sayatidak mengatakan alif laam miim satu huruf. Tapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf ”(dikutip dari HR Turmudzi dari Ibnu Mas’ud ra)
 Perhatikan, ini adalah pahala yang besar. Dengarkan pula hadits Rasulullah saw.:
“ sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(
HR. Al Bukhari dari Utsmanbin ‘Affan ra.)
 Kebaikan secara mutlak.Hadits Rasulullah saw.
Dikatakan kepada shohibul Al Qur’an siapa shohibul Qur’an? al Hafidh orang yang hafal: bacalah, dannaiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmuadalah diakhir ayat yang engkau baca (dikutip dari HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, danIbnu Majah)
Abu Hurairah ra, yang meriwayatkan hadits ini, mengatakan : “ sesungguhnya penghafal Al Qur’an ketikamembaca Al Qur’an dari awal sampai akhir, hingga selesai suran An Nas, maka dia ternyata sudah berada di tempat/kedudukan Nabi Muhammad saw.”
 Jadi Al Hafidh berada di kedudukan siapa? Kedudukan Nabi saw.
Bacalah juga hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh At Turmudzi : “siapa yang diberikan Al Qur’an di dadanya, maka dia telah diberikan kenabian di dadanya, hanya saja dia tidak mendapatkan wahyu” 
Apa kenabian itu ? AL Qur’an. apa risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw? Al Qur’an.Haidts Rasulullah saw: “sesunggguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari 
 Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya” ( dikutip dari HR. At Turmudzi, Al Hakim, dan AlBaihaqi )
Yaitu rumah yang mau roboh, yang buruk, yaitu dada yang kosong dari AL Qur’an.
 Hadits Rasulullah saw haditsnya sangat banyak 
- :sesungguhnya Allah memiliki keluarga darimanusia
- Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah
 -Sahabat bertanya : ya Rasulallah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : ahlul qur’an, mereka adalah keluarga allah dan orang-orang spesialnya
(dikutip dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah)saya bertanya kepadamu, jika setan mennggodamu, bertanyalah pada dirimu : apakah engkau ingin beradapada kedudukan Rasulullah saw? apakah engkau ingin menjadi keluarga Allah dan orang spesialNya?,
  
apakah engkau ingin mendapat kebaikan disetiap hurufnya, dan setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluhkali lipat, dan Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendakinya? Apa engkau ingin itu semua? Jika engkau ingin itu semua, maka jagalah Al Qur’an. dari itu, ada banyak hadits tentang menghafal Al Qur’anul Karirm, dan lebih banyak lagi hadits shohih dariRasulullah saw tentang orang yang memiliki kelebihan dalam Al Qur’an. baik orang itu mukmin atau munafiq. Dimana Rasulullah pernah bersabda tengtang
mukmin yang memaca Al Qur’an dan mukmin yangtidak membaca Al Qur’an, munafiq yang membaca Al Qur’an dan munafiq yang tidak membaca Al Qur’an.karena Al Qur’annul Karim semuanya baik. Dalam Hadits Rasulullah saw : “ permisalan orang mukmin yangmembaca Al Qur’an, seperti buah limau, aromanya wangi dan rasanya manis. Sementara orang mukminyang tidak membaca Al Qur’an, seperti buah kurma, tidak beraroma dan rasanya manis. Orang munafiqyang membaca Al Qur’an seperti raihanah, aromanya wangi tapi rasanya pahit. Adapun orang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an, seperti buah handholah, tidak beraroma dan dan rasanya pahit”  (dikutipdari HR. Al Bukhari dan Muslim).
Ini adalah dalil, bahwasannya Al Qur’an memiliki keutamaan, baik atas orang mukmin atau tidak. Baik engkau baca dengan ikhlas atau tidak. Maka Al Qur’an semuanya baik. Dan keutamannya datang kepada manusia disebutkan dalam Al Qur’an.
Sebagaimana firman Allah swt. :
“sesungguhnya Al Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus dan m
emberi kabar gembira kepada orang mukmin yang beramal sholeh, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. “ (QS. AlIsra’ : 9)
 Juga firman Allah ayatnya sangat banyak yang menyebutkan tentang keutamaan Al Qur’anul Karim- :“bacalah Al Qur’an dengan setartil-
tartilnya “  (QS. Al Muzammil : 4)
Ini adalah kata perintah, yang bermakna wajib menurut semua ulama. Yaitu, wajib membaca Al Qur’ansebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw. untuk itu kita meyakini bahwa belajar membaca Al Qur’an dengan bacaan yang benar hukumnya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslim.Karena itu, untuk menghafal Al Qur’an, engkau harus memiliki pandangan yang positif, dan pemahaman tentang kebaikan Al Qur’anul ‘Adhim, dan kebaikan Al Qur’an atas manusia. Dan Allah swt ketika berfirman dalam kitabNya yang mulia : “
Sungguh Al Qur’an telah kami mudahkan untuk pelajaran, maka adakahorang yang mau mengambil pelajaran?” ( QS. Al Qomar : 15/22/32/40). Ini jelas, bahwa Al Qur’an itumudah, tetapi“adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” 
Allah swt memberikan seruan kepadahamba-hambanya. Apakah engkau siap untuk menyambut seruan Allah ini? Apakah engkau ingin menjadi orang di barisan pertama yang menghafal Al Qur’an dan mendapatkan kemuliaan, dan keagungan Al Qur’an, yang menjadikanmu berada dalam barisan para malaikat dan barisan para nabi? Inilah, Allah swt, Rabb kalian menyeru kalian untuk menerima Al Qur’an. maka engkau harus memiliki pandangan yangpositif di dalam dirimu dalam memahami kebaikan Al Qur’an.ini penting sekali.
Maka, pemahaman terhadap kemuliaan Al Qur’anul ‘Adhim, dan pengagungan Al Qur’anul ‘Adhim, pada tingkatan pertama, inilah yang menjadikanmu menempuh jalan menghafal, dan menunjukkan kepadamu jalan menghafal Al Qur’anul Karim, yaitu pengagungan Al Qur’anu’ ‘Adhim dan pemuliaannya.Ketika kita pemahami bahwa Al Qur’an memberi petunjuk kepada jalan yang lurus –Allah yang mengatakanhal ini -, ketika kita mengetahui bahwa dalam Al Qur’an ada keselamatan, maka sebaliknya, bagaimana jikaengkau paham bahwa juga ada hukuman bagi yang mengabaikan Al Qur’an? apakah engaku tahu, jikaengkau mengabaikan Al Qur’an, engkau akan masuk dalam permusuhan dengan Rasulullah saw? apakah di antara kita ada yang ingin menjadi musuh bagi Rasulullah saw di hari kiamat? Kita semua menginginkan
syafa’at Nabi saw. bukankah Rasulullah saw bersabda : “ aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat selamanya, kitabullah dan sunnah rasul” .
Allah juga berfirman : “dan Rasul berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur’anini diabaikan “ (QS. Al Furqon : 30)
  
Para ulama berkata : “orang yang tiga hari berturut turut tidak membaca Al Qur’an, maka ia adalah orangyang mengabaikan Al Qur’an.” maka dia masuk dalam permusuhan dengan Nabi saw, apakah engkau ingin berdiri di hari kiamat menjadi musuh bagi Nabi Muhammad saw? “
dan Rasul berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur’an ini diabaikan “  meraka tidak membacanya, merekatidak mengamalkannya, mereka tidak menghafalkannya. Lihatlah dimanakah engkau?! Apakah engkau membaca Al Qur’an setiap hari? Apakah engkau mengagungkan Al Qur’an? apakah engkau memuliakan AlQur’an? tanyakan pada dirimu!!!! bertanya kepadamu tentang tafsir firman Allah swt : “
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka simaklah baik-baik, dan perhatikanlah agar kalian mendapat rahmat” 
Ayat ini sangatberbahaya. Apabila dibacakan Al Qur’an, maka simaklah. Perintah dari Allah swt yangkonsekwensinya adalah wajib. Apabila dibacakan Al Qur’an, fastami’uu lahu
(simaklah). Allah tidakmengatakan fasma’uu (maka dengarkanlah). Dan ini beda, antara istima’ (menyimak) dan sama’ (mendengar). Saya mungkin bisa mendengar suara, saya sekarang mendengar sebagian kalian ngobrol sanasini, dan saya mendengar suara-suara lain, mendengar biasa. Akan tetapi apakah engkau memberikan hati?Maka hati harus menyimak, dan bukan sekedar mendengar dari telinga yang masuk dari telinga kanankeluar dari telinga kiri. Allah swt mengatakan :
 fastami’uu lahuu Kemudian Allah mengatakan apa?
Waanshituu : maknanya adalah dengan tadabbur, interaksi, dan tafakkur dengan Al Qur’an. kemudian Allah mengatakan apa ? la’allakum turhamuun (agar kalian mendapat rahmat), Allah mengatakan la’allakumturhamuun, dan tidak mengatakan
idzan turhamuun,dan tidak mengatakan
liturhamuu,tetapi Allahmengatakan la’allakum turhamuun. Apa makna la’allakum? Dalam bahasa Arab, kata la’allakaketika dipakai di dalam Al Qur’an, maka bermakna :
bahwa yang melanggarnya akan mendapatkan yangsebaliknya la’allakum turhamuun (agar kalian mendapat rahmat), yaitu bahwa rahmat terkait denganapa? Terkait dengan istima’  (menyimak) dan
inshoot  (memperhatikan). Artinya jika dibacakan Al Qur’an, engkau tidak menyimak dan tidak memperhatikan, maknanya adalah tertolak dari rahmat Allah. bahwayang melanggarnya akan mendapatkan yang sebaliknya. Yang melanggar istima’ (menyimak), makakonsekwensinya adalah kebalikan dari rahmat. Apa kebalikan dari rahmat ? laknat. Allahu Akbar, ini masalah yang berbahaya. Ini adalah masalah yang penting, pengagungan Al Qur’an dan pemuliaannya, ialah
yang akan membawamu untuk menghafal. Yang berikutnya yang harus kita pahami adalah adab terhadap Al Qur’anul Karim. Kita semua harus punyabuku tentang adab terhadap Al Qur’nul Karim. Al Qur’an janganlah dijadikan seperti musik yang didengarkan begitu saja. Diputar di laptop, Ep3, tapi pikiran kita kemana-mana. Al Qur’an ini harus diperhatikan, tidak boleh diabaikan seperti itu. Rasulullah saw. bersabda :
“ siapa yang ingin berbicara dengan Allah, hendaklah ia melaksanakan sholat. Dan sebaliknya, siapa yangingin Allah berbicara dengannya, maka hendaklah ia membaca Al Qur’an.” Karena di dalam Al Qur’an ada perintah Allah, larangan, peringatan dan sebagainya. Seperti ketika kitamendengarkan pidato presiden SBY, orang mendengarkannya baik-baik. Tap Al Qur’an ini, Allah yang berbicara dengan kita. Maka tidak boleh pikiran kita disibukkan pada yang lainnya. Termasuk memutarmurottal, tapi pikiran kita kemana-mana. Seperti saya juga perhatikan ada orang yang memutar murottal dimobil, kemudian dia ngobrol dengan temannya. Pilihannya, murottalnya dimatikan, atau orangnya diam dan memperhatikan bacaan Al Qur’nul Karim. Termasuk ketika ibu-ibu dirumah memutar murottal, sambilmasak, sambil bersih-bersih. Maka ini tidak boleh, memutar murottal, namun disibukkan dengan pikiran-pikiran yang lain. Demikian juga terhadap anak-anak. Janganlah kita memutar murottal sedangkan merekaramai. Tapi murottalnya harus kita matikan terlebih dahulu. Tetapi ketika anak-anak tidur, tidak ada masalah ketika kita memutarkan murottal buat mereka, karena didalamnya ada keberkahan. Maka ketika kita mendengar Al Qur’an tidak boleh disibukkan dengan yang lainnya.Al Qu’an ju
ga tidak boleh di tempatkan pada tempat yang rendah. Misalnya, Haram engkau meletakkan Al
Qur’an di dalam tas dan diatasnya ada barang lain. Al Qur’an harus diletakkan paling atas.Bagian dari adab terhadap Al Qur’an: ketika datang seseorang kepadamu, dan
engkau sedang membaca Al Qur’an sambil duduk, kemudian temanmu datang, engkau mau bersalaman dengannya, maka haram bagimu untuk berdiri. Dialah yang harus duduk dan bersalaman. Engkau tdk boleh berdiri sedang bersamamu ada Al Qur’an, siapapun yang datang. Jangan berdiri. Ketika engkau membaca Al Qur’an,kanapa haram untuk berdiri? Ini adalah Al Qur’an, ini adalah agung. Apakah berdiri karena orang tersebut?
siapa orang tersebut? siapa dia? Siapapun dia. Jika engkau ingin menghormati, misalnya dia adalaha yahmu, orang yang lanjut usia, apa yang harus engkau lakukan? Engkau berdiri dan letakkan Al Qur’an di tempat yang tinggi, kemudian engkau kembali dan bersalaman. Adapun engkau berdiri untuk seseorang seperti apapun kedudukan orang tersebut - dan Al Q 
ur’an bersamamu, maka ini tidak boleh. Atau dia yangduduk dan bersalaman. Ini masalah penting. Juga dalam kelas ketika mengajarkan Al Qur’an kepada murid murid, ketika guru masuk, kemudian dikatakan “berdiri” atau “stand up”. Ini tidak boleh. Murid tidak
boleh berdiri, dia harus tetap duduk dalam kelas Al Qur’an, ini harus kita ajarkan. Mana yang lebih mulia engkau sebagai pengajar-atau Al Qur’an? ini masalah penting, wajib mengagungkan Al Qur’an. misalnya jugaketika engkau duduk bersila dan engkau letakkan Al Qur’an di atas kaki, ini juga haram, tidak boleh.
Al Qur’an harus ditinggikan, engkau harus memegangnya, atau diletakkan di atas meja kecil. Tapi jangandiletakkan lebih rendah darimu. Jadi, Al Qur’an harus diagungkan dan dimuliakan.


 Sesi tanya jawab :
Pertanyaan pertama: bagaimana metode untuk menghafalkan Al Qur’an di Palestina sehingga anak anak bisa hafal dalam dua bulan?

Jawaban pertanyaan pertama :

Tentang metode menghafal dalam dua bulan, sesungguhnya ini butuh dauroh tersendiri (sambil tertawa).Tapi ini pengalaman yang kami lakukan tidak hanya di Palestina, tapi juga di Yordania dan Saudi, dansemuanya sukses. Tapi kita di Palestina memiliki kelebihan dalam masalah jumlah. Seperti dulu sayamengajar di Saudi, di Makkah Al Mukarromah dalam program tahfidh di Masjidil Haram, dalam satu tahun hanya meluluskan 40 saja murid yang hafal Al Qur’an dalam program dua bulanan. di Yordania meluluskan 60 sampai 70 hafidh dalam setahun dalam program dua bulanan. Namun di Palestina kita meluluskan setiap tahun 10.000 (sepuluh ribu) hafidh dan hafidhah Al Qur’an, yaitu lima ribu hafidh dan lima ribu hafidhah. Kita melaksanakan program dengan bentuk umum. Tapi metode tetap memungkinkan. Kita jugaterapkan di Turki dan Pakistan, yang mana mereka bukanlah orang arab. Karena masalahnya bukanmasalah bahasa. Tidak ada hubungannya. Masalahnya adalah masalah agenda yang teratur. Dalam liburanmusim panas, diadakan mukhoyyam Al Qur’an bagi siswa di masjid selama dua bulan penuh. Tidur, makan,minum, dan menghafal di tempat tersebut dan tidak meninggalkannya. Mereka hanya punya satu kegiatan, yaitu menghafal Al Qur’an.
Kelebihan di Palestina, kita tidak punya banyak kesibukan. Kita tidak punya tempat-tempat permainan,tempat hiburan, juga tidak ada tempat bermain anak-anak. Kita hanya punya masjid-masjid. Apa sebab kitamempunyai banyak hafidh? Yaitu keseriusan. Kita menjadi masyarakat yang memiliki keseriusan, semuamasyarakat. Masing-masing menginginkan anak-anaknya hafal Al Qur’an. ada dorongan hakiki pada masyarakat di Gaza secara tersendiri. Kita terapkan program ini di Gaza, orang-orang menjadi memiliki respon yang terhadap menghafal Al Qur’an, karena mereka hidup dalam suasana jihad dan perjuangan. Dankita menjadi punya pemahaman terhadap makna syahid di jalan Allah dan menyambut Allah.Anak-anak kalian (di Indonesia), ketika liburan, barangkali mereka bermain, atau bertamasya ke tempatyang indah. Tapi kita (di Palestina) tidak punya itu semua. Maka kita bawa mereka ke masjid-masjid. Itulahtempat rekreasi mereka, tempat bergembira mereka, masjid. Maka dari itu, orang-orang yahudi dalamperang Gaza yang terakhir, ketika mereka menyerang Gaza, apa yang mereka serang? Mereka menyerangmasjid-masjid. Karena masjid-masjid tersebut yang mengeluarkan para hufadh. Karena para hufadh itulahyang membela Gaza dan berjihad di Jalan Allah. Kami di Brigade Al Qossam memiliki 70.000 (tujuh puluhribu) pasukan, ini adalah jumlah yang dipublish, semuanya adalah hufadh. Dalam peperangan Furqon yangterakhir, kurang lebih 3 tahun yang lalu, ketika Gaza diserang, Orang-orang Israel datang dengan 40.000(empat puluh ribu) pasukan, yang menghadapi mereka hanya 15.000 (lima belas ribu) hafidh saja. Kitahanya menggunakan 5% (lima persen) dari kekuatan kita saja. Semua yang berperang adalah hufadhkitabullah. Ya, ini barokahnya jihad. Tapi metode tidak berbeda dengan di tempat lain.Ini juga karena keistimewaan tarbiyah. Kita punya manhaj tarbawi. Kita mencapai suatu pergerakan Islam, -ini bagian dari jasa Syekh Ahmad Yasin rahimahullah - , kita mentarbiyah masyarakat, kita tidak sekedarmentarbiyah individu-individu harokah dan kader-kader hamas, kita menempuh jalan Nabi Muhammadsaw. Seperti ‘Amr bin Al ‘Ash ketika beliau menginvestigasi kemah kemah pasukannya dalam peperanganNahawan yang menakhukkan negeri Persia, katika beliau melewati kemah yang terdengan suara tilawah AlQur’an, beliau mengatakan : “ dari sini kemenangan!”. Tapi ketika melewati kemah-kemah, sementara pasukan sedang tiduran, beliau mengatakan :” dari sini muncul kekalahan!” maka kemudian merekadikelompokkan dan ditempatkan di belakang. Adapun yang membaca Al Qur’an, mereka ditempatkan didepan. Hal ini sejak periode Rasrulullah saw. sehingga Al Qur’an dipahami oleh orang-orang Palestina karena tarbiyah Islamiyah. Ini adalah manhaj Syekh Ahmad Yasin, manhaj Imam Syahid Hasan Al Banna, danManhaj Imam Sayyid Qutub yang mengatakan bahwa umat Islam tidak akan menang kecuali dengan generasi Al Qur’anul Karim saja. Ini perkataan Sayyid Qutub. Semua yang kita lakukan di Palestina, menerapkan prinsip ini. Kita terapkan amaliyah ini. Kita mentarbiyah masyarakat. Kematian bagi kita datangdengan cepat. Kita sudah terbiasa dengan kematian. Kematian bagi kami menjadi permulaan kenikmatan,dan bukan akhir kenikmatan. Karena kita hidup dalam peperangan dan penyerangan. Boleh jadi engkausedang tidur tiba-tiba meninggal, engkau berjalan di jalan tiba-tiba terkena ranjau dan meninggal. Sehinggakedekatan dengan kematian dan perasaan dekat dengan Allah, menjadikan penduduk Gaza mengetuk pintuAllah. Ini gambaran pemikiran secara umum. Semua manusia menjadi mempunyai keyakinan bahwakeselamatan, kebahagiaan, dan kebaikan di dunia dan ak
hirat adalah dengan Al Qur’an. dan ini adalah daribarokah jihad di Jalan Allah.

Pertanyaan kedua: apakah larangan mendengarkan murottal sambil melakukan aktifitas yang lain bersifatmutlak.? Misalnya sambil memasak atau bersih-bersih kita dengarkan murottal agar telinga kita terbiasa dengan Al Qur’an 
- bukannya tidak menghargai - , dan daripada kita mendengarkan yang lain-lain. 

Apakahkeharaman ini, berarti tidak boleh sama sekali?
Jawaban Pertanyaan kedua :

Mungkin jika tujuannya supaya terbiasa, saya katakan, jika engkau sedang mengerjakan sesuatu di rumah,memasak, bersih-bersih, atau kesibukan yang lain dan engkau diam, Maka dengan ini engkau bisamengambil manfaat dan ada faedahnya. Tapi jika engkau duduk bersama teman-temanmu, dan kalianngobrol. Engkau berbicara, dia berbicara, yang lain juga berbicara, bagaimana engkau akan terbiasa? Tidak.Ini tidak benar. Ini adalah berpaling dari peringatan Allah. Saya katakan jika engkau beraktifitas, adakesibukan, seperti menjahit, menulis, atau apa saja yang engkau kerjakan, sambil mendengan murottal,


Demikian metode cara mengafal al qur'an dari palestina. semogfa bermanfaat.qvaauniversity.blogspot.com

2 komentar:

  1. insyaAllah
    terima kasih artikelnya. sangat bermanfaat dan sangat membakar semangat. :)

    BalasHapus