Berikut
ini adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana cara menghafal alquran
dengan mencontoh metode yang di lakukan oleh sistem menghafal al qur'an
di palestina. Ketika anda mempelajari cara memnghafal Al qur'an dengan
metode dari palestina ini, sungguh kami berharap bisa membantu anda
dalam proses menghafal al qur'an. bisa juga anda gunakan sebagai contoh
pidato pendidikan tentang al qur'an atau pun sebagai referensi dalam
anda melakukan ceramah agama tentang metode menghafal al qur'an. seboga
bermanfaat!!!!
metode cara menghafal al qur'an |
Berikut mari kita simak contoh cara menghafal Al qur'an.
Oleh :
Syekh Syadi Abu Mu’min, MA.(Pengajar Al Qur’an di Palestina, yang
meluluskan 10.000 (sepuluh ribu) hafidh Al Qur’an tiap tahun
denganprogram dua bulan hafal Al Qur’an)
Penerjemah : Arham bin Ahmad Yasin,Lc.,MH.
Pembicaraan tentang menghafal
Kitabullah ‘Azza Wa Jalla
merupakan
perkara yang sangat penting, bagiumat nabi Muhammad saw. karena ini
merupakan perkara yang sangat penting untuk keselamatan
ummat,kebaikannya, dan kebahagiannya, maka sesungguhnya ummat ini sudah
cukup dari yang lainnya. Karena Al
Qur’an
apabila telah sempurna penghafalannya, pertemanannya, dan ketenangan
dengannya, maka pada saat itu manusia tidak butuh untuk mencari
kebahagian atau keselamatan. Karena ia akan mendapatinya dalam
Kitabullah ‘Azza Wa Jalla.Selanjutnya, masalah menghafal Al Qur’anul
Karim bukalah masalah ijtihad, dan bukan pula masalah bisa
atau
tidak bisa. Karena manusia telah Allah ciptakan memiliki berbagai
kemampuan dalam banyak hal. masalah menghafal Al Qur’anul Karim adalah
masalah pemahaman. Apakah kita memahami nilai AlQur’anul Karim? Apakah
kita memahmi kebaikan Al Qur’anul Karim? Apakah kita memahami kemuliaan
Al
Qur’anul Karim? Inilah pertanyaan -pertanyaannya. Jika kita memahami
urgensi, keagungan, nilai, kebaikan, kemuliaan Al Qur’anul Karim, maka
setelah itu masalahnya akan menjadi
sangat
mudah.Pertanyaan pertama yang ditujukan pada diri kita sebelum kita
mulai menghafal Al Qur’an, sebelummembuka mushhaf Al Qur’an dan ingin
mengahafalnya, tanyalah diri kita: apakah saya menghafal Al Qur’ankarena
kewajiban, ataukah saya menghafal Al Qur’an karena kebutuhan? Apakah
saya membutuhkan AlQur’an, atau Al Qur’an membutuhkan saya? Disini ada
pertanyaan yang penting yang harus dijawab: kenapa saya menghafal Al
Qur’an? jika masing-masing dapat menjawab pertanyaan ini, maka setelah
itu ia
akan dapat menghafal Al Qur’an. karena masalahnya adalah masalah untung dan
rugi,
seperti satu tambahsatu sama dengan dua.Sehingga ghoyah/ tujuan
menghafal adalah asas dari penghafal. Bagaimana bisa demikian?
Dalam
hadits Rasulullah saw, Neraka dinyalakan di hari kiamat pertama untuk
siapa? Yang pertamadilemparkan ke neraka bukanlah para thoghut, para
pelaku kejahatan, para pezina, pencuri, bahkan bukanpula orang-orang
kafir. Tapi adalah para Qori’ atau Hafidh Al Qur’an sebagaimana hadits
Rasulullah saw. :neraka dinyalakan pertama untuk tiga orang. Pertama
untuk qori’ Al Qur’an, ketika ia didatangkan ia
mengatakan
: “ya Rabb saya membaca, belajar dan mengajarkan Al Qur’an karena
Engkau” maka dikatakan:“ engkau menghafalkan supaya dikatakan
hafidh/Qori’, dan itu sudah dikatakan, maka seretlah ke neraka”.
Dan
yang kedua adalah orang yang berinfaq, ia mengatakan : “ Ya Rabb,
sungguh saya telah berinfaqdijalanMu” maka dikatakan:” engkau berinfaq
supaya dikatakan dermawan, dan itu telah dikatakan, makaseretlah
keneraka”. Dan yang ketiga adalah seorang mujahid, ia mengatakan: “ ya
Rabb saya berjihad dan berperang dijalanMu”. Maka dikatkan kepadanya:”
engkau berjihad supaya dikatakan pemberani, dan itutelah dikatakan, maka
seretlah keneraka” (dikutip dari HR Muslim, At Turmudzi, An Nasai, dan
Ahmad dari Abi Hurairah,pent.)
Sehingga
tujuan menghafal merupakan hal yang sangat penting. Apakah saya
menghafal Al Qur’an supayaorang mengatakan bahwa saya hafidh, punya
sanad, ijazah qiro’ah ‘asyrah, atau syeikh? Atau saya inginagar orang
tahu: “ini anak saya hafalannya sekian, dia hafal qur’an, saya hafal
sekian juz” sehingga orangmengatakan kepada anda“ masya Allah, kamu
hafal sekian!” apakah ini tujuan anda?! Jika tujuannyaseperti ini, maka
mungkin saja anda bisa menghafal Al Qur’an, sebagaimana anda bisa
melakukan apa saja.
Tapi
yang terpenting apakah kita menghafal Al Qur’an untuk keselamatan di
sisi Allah? Maka yang pertamaadalah menetapkan tujuan : “saya menghafal
Al Qur’an agar selamat di sisi Allah”
Kemudian
Niat harus ikhlash semata-mata karena Allah swt. sebagaimana kita
mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al Khatthab ra.
“sesunggunya amal itu tergantung pada niatnya,dan sesungguhnya bagi
setiap orang adalah apa yang dia niatkan” (dikutip dari HRBukhari dan
Muslim, pent)
.sehingga
masalah terkait dengan niat. Harus Ikhlash. Ini yang pertama.Yang
kedua, Al Isti’anah Billah (meminta bantuan kepada Allah) dan memohon
kepadaNya. Bagi yang ingin
menghafal
Al Qur’an, Al Qur’an itu mudah, akan tetapi ia (Al Qur’an) tidak
diminta kecuali dari yang tepat, yaitu dengan engkau memohon kepada
Allah swt dengan mengiba, dengan sikap sangat butuh, sangatmengharap,
dan sangat menginginkan. Bagaimana jika engkau membutuhkan sesuatu dalam
urusan dunia, engkau meminta kepada Allah. Misalnya : “Ya Allah
anugerahkan kepada saya keturunan” engkau sambilmenangis, engkau sholat
malam dan berdoa;” Ya Allah anugerahkan kepada saya anak
laki-laki,anugerahkan kepada saya anak perempuan, Ya Allah jagalah
istri/ suami saya, Ya Allah Jagalah anak saya,Ya Allah sembuhkan Ibu
saya yang sedang sakit, sembuhkan anak saya yang sakit..!” bukankah
engkau
memohon
kepada Allah dengan sangat mengiba dan menangis?! Demikian juga Al
Qur’an harus dimintadari Allah, karena Al Qur’an adalah Kalamullah. Hal
itu ketika Al Qur’an menjadi obsesi yang hakiki, tidak sekedar
mengatakan saya ingin menghafal Al Qur’an. Seperti ilmu yang lain atau
sekolah, engkau bisa mempelajari apa saja di sekolah, yang semuanya
tempatnya adalah di akal. Hal ini engkau lakukan karena kebutuhan, ingin
ijazah, ingin jadi sarjana, atau magister. Bukankah engau
bersungguh-sungguhmenuntutnya? Hal ini adalah hal sesuatu logis.
Tapi Al Qur’anul Karim, engkau harus memintanya kepada Allah dengan sangat dan mengiba.
Yang
ketiga adalah Ash Shidq Fi Ath Thalab (benar dalam permohonan). Apa
makna Ash Shidq? Tidaksekedar shidq Al Qaul (benar dalam berkataan),
tetapi juga shidqul ‘amal, shidqul fi’li, shidqul ‘azm, dan AshShidq
dalam merealisasikan ‘azm. Lima tingkatan dalam
Ash Shidq. Tapi kapan tampak Ash Shidq Al Haqiqi?
Yaitu
Jika engkau mempraktekkan amaliah menghafal, shidqul qoul, shidqul
fi’li, dan shidqul‘Azm. ‘Azmyang hakiki. Dan ‘Azm ini tidak mungkin
terwujud kecuali jika kita memahami nilai Al Qur’anul Karim dan
urgensinya yang akan kita rinci di Akhir.Bagaimana wujud Ash Shidq dalam
praktek? Yaitu engkau mengkhsuskan waktu satu jam untuk Al Qur’an
setiap
hari. Bukan merupakan sikap Ash Shidq, misalnya suatu hari engkau
ditelpon oleh temanmu dan mau datang kerumahmu di waktu qur’anmu,
kemudian engkau ke
luar
dan mengatakan ahlan wasahlan. Ini adalah salah dan penelewengan.
Pertanyaannya, mana yang lebih penting : temanmu atau Al Qur’an?! Satu
jam bersama temanmu atau satu jam bersama Allah?Saya bertanya kepadamu,
jika engkau punya janji – saya tahu kalian di Indonesia suka bermasalah
dalamurusan janji – jika temanmu berjanji kepadamu bahwa ia akan datang
kepadamu jam lima, namun diadatang jam tujuh, tentu engkau akan marah
bukan?! Dan engkau mengatakan :” kenapa kamu terlambat, kenapa engkau
tinggalkan begitu saja? Lebih- lebih Al-Qur’an yang mulia, Al Qur’an
tidak menerima sekutu.Jika engkau membuat jadwal dengan Al Qur’an, maka
engkau harus menepatinya. Kita marah jika orang terlambat memenuhi janji
dengan kita. Lalu bagaimana dengan janji kita dengan Allah?! Mana yang
lebihutama engkau tepati janjinya, Allah atau manusia? Bersikap benarlah
kepada Allah. Karena itu, waktu
dengan
Al Qur’an adalah waktu yang suci. Maka Ash Sidq disini adalah Ash Shidq
dalam praktek. Jika engkaulanggar waktumu dengan Al Qur’an satu kali
saja, maka engkau akan melakukan pelanggaran-pelanggaransetiap kali.
Tidak ada alasan apapun yang membenarkan tidak adanya sikap Ash Shidq
dengan Al Qur’an. Ini penting sekali.
Yang keempat, Shuhbatul Qur’an (pertemanan dengan Al Qur’an). Allah swt berfirman : “
ingatlah,
dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenang” ( QS. Ar Ra’d :28).
Maka jika engkau ingin menghafal Al Qur’an, jangan asing terhadap Al
Qur’an. Bagamana engkau ingin menghafal Al Qur’an, tapi engkau tidak
membuka Al Qur’an dalam sepekan kecuali hanya satu kali, atau tiga hari
sekali?!. Jika seperti itu engkau tidak akan bisa menghafal Al Qur’an.
maka engkau harus menjadikan Al Qur’an sebagai teman. Ash Shuhbah
(Pertemanan) itulah yang akan membantumu dalam menghafal. Jika Al Qur’an
telah menjadi temanmuyang spesial, maka engkau akan bisa menghafal Al
Qur’an dengan mudah.
Bagaimana
jika engkau merasa sedih atau capek, tentu engkau akan mencari orang
yang terdekatdenganmu bukan? Misalnya, ibumu, saudaramu, atau temanmu di
sekolah. Engkau mengadu kepadanya, engkau duduk dengannya dan
menyampaikan: “ saya sedang sedih, saya punya masalah ini dan itu”.
MakaAl Qur’an harus menjadi yang paling akrab dengan kita dari orang
yang paling dekat dengan kita, dimana AlQur ’an menjadi tempat pengaduan
kita dan peristirahatan jiwa kita. Dan ketika Al Qur’an telah
menjaditeman engkau, maka Al Qur’an-lah yang menemanimu dalam
kesendirianmu, dan engkau duduk bersamanya, dan engkau habiskan waktu
yang lama bersama Al Qur’an, Al Qur’an tidak jauh dari matamu.
Dan
ini menuntut kita untuk punya Mushaf teman, yang mana kita (di
Palestina) menamainya Mushaf Huffadh atau Mushaf Shohib. Maka engkau
harus punya mushaf yang menemanimu dimanapun.
Pertemanan
dengan Al Qur’a, kita harus punya wirid harian dengan Al Qur’an. dan
wirid harian berbedadengan hafalan. Apa maknanya wirid harian? Yaitu
engkau harus membaca Al Qur’an paling sedikit satu juz dalam sehari,
sehingga engkau mengkhatamkan Al Qur’an
setiap
bulan sekali. Jika engkau mengkhatamkan Al Qur’an sebulan sekali, maka
berarti Al Qur’an dari Awal sampai akhir melewati hatimu secara harian.
Demikianlah
engkau menjadi akrab dengan Al Qur’an, sehingga ketika engkau membuka
satu halamanmushfaf engkau sudah familiar dengannya. Seperti jika engkau
sudah akrab dengan temanmu, engkausudah terbiasa dengannya, setiap hari
engkau bertemu dengannya, setiap hari duduk dengannya. Jika satuhari ia
tidak keliahatan, engkau menelponnya :” dimana kamu wahai fulan?, hari
ini saya merasa ada yangkurang, saya tidak melihat kamu hari ini.
”
Tanyakan pada dirimu, dalam sehari engkau tidak baca Al Qur’an:“ apakah
merasa ada sesuatu yang kurang?” jika engkau tidak merasa,berarti tidak
ada pertemanan.
Pertemanan
adalah adanya perasaan kehilangan, perasaan kehilangan Al Qur’an,
engkau merasa rindu kepadanya, seperti engkau rindu kepada ibumu,
ayahmu, atau saudaramu. Enkau menunggu waktu dimana kamu akan duduk
bersama Al Qur’an.Tentu saja pertemanan ini diterjemahkan dalam dua hal :
Yang pertama : Al Hubb ( rasa cinta) terhadap Al Qur’an. jika engkau
mencitainya, engkau akan merasa butuk terhadapnya. Seperti jika enkau
tidak makan dan tidak minum, engkau tidak bisa hidup. Apakah kita bisa
tidak makan dan minum? Demikianlah Al Qur’an harus menjadi kebutuhan,
sehingga engkau tidak bisa hidup tanpanya. Tentu saja hal ini perlu
pikiran yang totalitas dan hati yang bersih. Hati yang disibukkan dengan
urusan dunia, misalnya hati kitasibuk dengan nyanyian, hal-hal yang
melenakan, atau games. jika hati kita sibuk maka tidak ada tempat buat
Al Qur’an, maka tidak perlu engkau capek capek menghafal Al Qur’an.
engkau ambil dunia atau engkau ambil Al Qur’an. karena Al Qur’an adalah
mulia dan tidak menerima sekutu. Jika ada sesuatu yang mengalahkan Al
Qur’an dihatimu, ada sesuatu yang lebih engkau cintai dari Al Qur’an,
maka tidak adagunanya engkau capek-capek menghafal. Yang kedua : ‘Adamu
Al Istihya’ bihi (tidak malu dengan Al Qur’an) apa maksudnya? Pertemanan
menghasilkan keakraban. Seperti jika engkau duduk dengansahabatmu,
apakah engkau merasa malu bersamanya? Jika ada orang lewat, apakah
engkau sembunyikantemanmu, sehingga tidak ada yang melihatnya? Engkau
malu, atau engkau meninggalkannya, sehingga
orang
tidak melihatmu? Pertanyaannya : Apakah engkau malu bersama Al Qur’an?
misalnya jika engkauberada di bis, apa masalahnya engkau membuka mushaf?
Apa masalahnya engkau membawa Al Qur’an dengan tanganmu, dan engkau
berjalan di pasar? Sebagian orang merasa malu. Misalnya di busway atau
di jalan, dia mengatakan : “ saya malu dari orang orang.” apakah engkau
malu bersama Al Qur’an dari manusia?!
Apakah Al Qur’an adalah susuatu yang membuat malu? Ini adalah tingkatan yang penting, yaitu
engkau mencapai rasa bangga terhadap AL Qur’an.
Yang
kelima : Al Mushabarah wal Mujahadah (kesabaran dan kesungguhan). Tentu
saja setan tidak akan membiarkanmu, setan mengatakan kepada Allah :”
demi kemuliaanMU, pasti aku akan menyesatkanmereka semuanya”(QS. Shad :
82)
,
“karena Engkau telah menyesatkan akau, pasti aku akan selalumenghalangi
mereka dari jalanMu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi
mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka” (QS.
Al A’raf : 16-17).
Setan
tidak akan senang kita membaca Al Qur’an dan menghafalkannya. Karena
harus ada kesabaran dan mujahadah. Al Qur’an semuanya baik, dan tidak
dihasilkan darinya kecuali kebaikan. Masalah yang penting adalah sabar
terhadap Al Qur’an. setan akan selalu berusaha menggodamu :” bagaimana
kamu akan menghafal Al Qur’an, kamutidak akan bisa, engkau punya anak,
engkau sibuk, engkau masih kuliah, bagaimana kamu akan lulus?”
Saya
katakan kepadamu, engkau harus punya sikap yang positif, bahwa Al
Qur’an semuanya baik, maka engkau harus menjadikan jiwamu bersabar dalam
menghafal Al Qur’an. berikutnya adalah mujahadah.Apakah engkau ingin
surga tanpa hisab, engkau ingin masuk surga tanpa capek? Engkau tidak
akanmendapatkan ijazah di universitas kecuali dengan belajar, engkau
tidak akan dapat uang kecuali dengan bekerja. Bagaimana engkau ingin
menghafal Al Qur’an tanpa usaha?! Tanpa capek?! Maka harus ada
Mujahadatun Nafs (mujahadah jiwa). “ sesungguhnya nafsu itu selalu
mendorong kepada kejahatan “ (QS.Yusuf : 53), tetapi Allah Juga
berfirman dalam Al Qur’an :“ Sungguh beruntung orang yang mensucikannya
(jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams :
9-10). Maka jiwa ini engkaulahbertanggung jawab atasnya, ini masalahnya
di akal bukan di jiwa. Sehingga harus ada mujahadatun nafs. Hadits
Rasulullah saw sangat jelas.: “ sesungguhnya Al Qur’an lebih cepat
lepasnya dari unta pada ikatannya” (dikutip dari HR Bukhari dan Muslim)
Jadi Al Qur’an cepat lepasnya, sehingga enggau harus bermujahadah dalam
menghafal Al Qur’an. bagaimana bisa bersabar dan bermujahadah terhadap
AlQur’an? sabar dan mujahadah terhadap Al Qur’an membutuhkan suatu
masalah yang penting, yaitupemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim,
kebaikan Al Qur’anul karim, dan kemuliaan Al Qur’anulkarim. Setiap kali
jiwamu merasa futur , maka ingatlah dirimu dengan kebaikan dan pahala
yang besar. Setiap setan berusaha menggelincirkanmu, maka ingatlah
dirimu dengan kemuliaan Al Qur’an.
Semua
yang sudah kita bahas dalam lima poin di atas, seluruhnya terkait
dengan masalah pertama yangtelah saya isyaratkan, yaitu pemahaman. Kita
telah bahas tentang niat yang ikhlash karena Allah, kita telahbahas
permohonan kepada Allah untuk menghafal dan meminta pertolongan
kepadaNya, kita telah bahas Ash Shidq dalam permintaan kepada Allah swt
dan
‘azm
untuk menghafal Al Qur’an Al ‘Adhim dengan AshShidq dan memberikan
waktu untuk Al Qur’an dengan Ash Shidq kita telah bahas tentang
pertemanan dan persahabatan dengan Al Qur’an hingga memudahkan kita
dalam menghafal Al Qur’an, kemudian kita telah
bahas tentang sabar dan mujahadah dalam jalan menghafal Al Qur’anul Karim
, lima tahapan ini titik tolaknya dan yang mengarahkan kepadanya adalah pemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim.
Bagaimana
saya akan bersabar dalam menghafal Al Qur’anul Karim, bagaimana saya
akan dapat menghafalAl Qur’anul Karim dari pemahaman terhadap faktor
faktor yang menjadikan saya mencintai Al Qur’anul Karim dan memotifasi
saya untuk menghafalnya. Apa faktor-faktor tersebut, dan bagaimana saya
bisamerujuk kepadanya agar menjadi titik tolak dalam meneguhkan saya
dalam menghafal Al Qur’anul Karim?
Inilah masalah yang akan kita bahas sekarang.Rasulullah saw telah bersabda :
“ orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an, maka ia bersa
ma
para malaikat yang mulia dan baik. Dan orang yang membaca Al Qur’an
dengan terbata bata dan bersusah payah, maka baginya dua pahala”
(pahala membaca, dan pahala susah payahnya) (dikutip dari HR. Muslim dari ‘Aisyah ra)
Dan hadits Rasulullah saw.
“ bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi
pembacanya
”(dikutip dari HR. Muslim dari Abu Umamah ra.)
“barang
siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu
kebaikan, dan tiap kebaikandilipatgandakan sepuluh kali lipat (dan Allah
melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendakinya). Sayatidak
mengatakan alif laam miim satu huruf. Tapi alif satu huruf, laam satu
huruf, dan mim satu huruf ”(dikutip dari HR Turmudzi dari Ibnu Mas’ud
ra)
Perhatikan, ini adalah pahala yang besar. Dengarkan pula hadits Rasulullah saw.:
“ sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(
HR. Al Bukhari dari Utsmanbin ‘Affan ra.)
Kebaikan secara mutlak.Hadits Rasulullah saw.
Dikatakan
kepada shohibul Al Qur’an siapa shohibul Qur’an? al Hafidh orang yang
hafal: bacalah, dannaiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau
mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmuadalah diakhir ayat
yang engkau baca (dikutip dari HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al
Baihaqi, danIbnu Majah)
Abu
Hurairah ra, yang meriwayatkan hadits ini, mengatakan : “ sesungguhnya
penghafal Al Qur’an ketikamembaca Al Qur’an dari awal sampai akhir,
hingga selesai suran An Nas, maka dia ternyata sudah berada di
tempat/kedudukan Nabi Muhammad saw.”
Jadi Al Hafidh berada di kedudukan siapa? Kedudukan Nabi saw.
Bacalah
juga hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh At Turmudzi : “siapa yang
diberikan Al Qur’an di dadanya, maka dia telah diberikan kenabian di
dadanya, hanya saja dia tidak mendapatkan wahyu”
Apa
kenabian itu ? AL Qur’an. apa risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw?
Al Qur’an.Haidts Rasulullah saw: “sesunggguhnya orang yang di dalam
dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari
Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya” ( dikutip dari HR. At Turmudzi, Al Hakim, dan AlBaihaqi )
Yaitu rumah yang mau roboh, yang buruk, yaitu dada yang kosong dari AL Qur’an.
Hadits Rasulullah saw haditsnya sangat banyak
- :sesungguhnya Allah memiliki keluarga darimanusia
- Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah
-Sahabat
bertanya : ya Rasulallah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : ahlul
qur’an, mereka adalah keluarga allah dan orang-orang spesialnya
(dikutip
dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah)saya bertanya kepadamu, jika setan
mennggodamu, bertanyalah pada dirimu : apakah engkau ingin beradapada
kedudukan Rasulullah saw? apakah engkau ingin menjadi keluarga Allah dan
orang spesialNya?,
apakah
engkau ingin mendapat kebaikan disetiap hurufnya, dan setiap kebaikan
dilipatgandakan sepuluhkali lipat, dan Allah melipat gandakan bagi siapa
saja yang dikehendakinya? Apa engkau ingin itu semua? Jika engkau ingin
itu semua, maka jagalah Al Qur’an. dari itu, ada banyak hadits tentang
menghafal Al Qur’anul Karirm, dan lebih banyak lagi hadits shohih
dariRasulullah saw tentang orang yang memiliki kelebihan dalam Al
Qur’an. baik orang itu mukmin atau munafiq. Dimana Rasulullah pernah
bersabda tengtang
mukmin
yang memaca Al Qur’an dan mukmin yangtidak membaca Al Qur’an, munafiq
yang membaca Al Qur’an dan munafiq yang tidak membaca Al Qur’an.karena
Al Qur’annul Karim semuanya baik. Dalam Hadits Rasulullah saw : “
permisalan orang mukmin yangmembaca Al Qur’an, seperti buah limau,
aromanya wangi dan rasanya manis. Sementara orang mukminyang tidak
membaca Al Qur’an, seperti buah kurma, tidak beraroma dan rasanya manis.
Orang munafiqyang membaca Al Qur’an seperti raihanah, aromanya wangi
tapi rasanya pahit. Adapun orang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an,
seperti buah handholah, tidak beraroma dan dan rasanya pahit”
(dikutipdari HR. Al Bukhari dan Muslim).
Ini
adalah dalil, bahwasannya Al Qur’an memiliki keutamaan, baik atas orang
mukmin atau tidak. Baik engkau baca dengan ikhlas atau tidak. Maka Al
Qur’an semuanya baik. Dan keutamannya datang kepada manusia disebutkan
dalam Al Qur’an.
Sebagaimana firman Allah swt. :
“sesungguhnya Al Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus dan m
emberi kabar gembira kepada orang mukmin yang beramal sholeh, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. “ (QS. AlIsra’ : 9)
Juga
firman Allah ayatnya sangat banyak yang menyebutkan tentang keutamaan
Al Qur’anul Karim- :“bacalah Al Qur’an dengan setartil-
tartilnya “ (QS. Al Muzammil : 4)
Ini
adalah kata perintah, yang bermakna wajib menurut semua ulama. Yaitu,
wajib membaca Al Qur’ansebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
untuk itu kita meyakini bahwa belajar membaca Al Qur’an dengan bacaan
yang benar hukumnya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslim.Karena itu,
untuk menghafal Al Qur’an, engkau harus memiliki pandangan yang positif,
dan pemahaman tentang kebaikan Al Qur’anul ‘Adhim, dan kebaikan Al
Qur’an atas manusia. Dan Allah swt ketika berfirman dalam kitabNya yang
mulia : “
Sungguh
Al Qur’an telah kami mudahkan untuk pelajaran, maka adakahorang yang
mau mengambil pelajaran?” ( QS. Al Qomar : 15/22/32/40). Ini jelas,
bahwa Al Qur’an itumudah, tetapi“adakah orang yang mau mengambil
pelajaran?”
Allah
swt memberikan seruan kepadahamba-hambanya. Apakah engkau siap untuk
menyambut seruan Allah ini? Apakah engkau ingin menjadi orang di barisan
pertama yang menghafal Al Qur’an dan mendapatkan kemuliaan, dan
keagungan Al Qur’an, yang menjadikanmu berada dalam barisan para
malaikat dan barisan para nabi? Inilah, Allah swt, Rabb kalian menyeru
kalian untuk menerima Al Qur’an. maka engkau harus memiliki pandangan
yangpositif di dalam dirimu dalam memahami kebaikan Al Qur’an.ini
penting sekali.
Maka,
pemahaman terhadap kemuliaan Al Qur’anul ‘Adhim, dan pengagungan Al
Qur’anul ‘Adhim, pada tingkatan pertama, inilah yang menjadikanmu
menempuh jalan menghafal, dan menunjukkan kepadamu jalan menghafal Al
Qur’anul Karim, yaitu pengagungan Al Qur’anu’ ‘Adhim dan
pemuliaannya.Ketika kita pemahami bahwa Al Qur’an memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus –Allah yang mengatakanhal ini -, ketika kita
mengetahui bahwa dalam Al Qur’an ada keselamatan, maka sebaliknya,
bagaimana jikaengkau paham bahwa juga ada hukuman bagi yang mengabaikan
Al Qur’an? apakah engaku tahu, jikaengkau mengabaikan Al Qur’an, engkau
akan masuk dalam permusuhan dengan Rasulullah saw? apakah di antara kita
ada yang ingin menjadi musuh bagi Rasulullah saw di hari kiamat? Kita
semua menginginkan
syafa’at
Nabi saw. bukankah Rasulullah saw bersabda : “ aku tinggalkan kepada
kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya kalian
tidak akan tersesat selamanya, kitabullah dan sunnah rasul” .
Allah
juga berfirman : “dan Rasul berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku
telah menjadikan Al Qur’anini diabaikan “ (QS. Al Furqon : 30)
Para
ulama berkata : “orang yang tiga hari berturut turut tidak membaca Al
Qur’an, maka ia adalah orangyang mengabaikan Al Qur’an.” maka dia masuk
dalam permusuhan dengan Nabi saw, apakah engkau ingin berdiri di hari
kiamat menjadi musuh bagi Nabi Muhammad saw? “
dan
Rasul berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al
Qur’an ini diabaikan “ meraka tidak membacanya, merekatidak
mengamalkannya, mereka tidak menghafalkannya. Lihatlah dimanakah
engkau?! Apakah engkau membaca Al Qur’an setiap hari? Apakah engkau
mengagungkan Al Qur’an? apakah engkau memuliakan AlQur’an? tanyakan pada
dirimu!!!! bertanya kepadamu tentang tafsir firman Allah swt : “
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka simaklah baik-baik, dan perhatikanlah agar kalian mendapat rahmat”
Ayat
ini sangatberbahaya. Apabila dibacakan Al Qur’an, maka simaklah.
Perintah dari Allah swt yangkonsekwensinya adalah wajib. Apabila
dibacakan Al Qur’an, fastami’uu lahu
(simaklah).
Allah tidakmengatakan fasma’uu (maka dengarkanlah). Dan ini beda,
antara istima’ (menyimak) dan sama’ (mendengar). Saya mungkin bisa
mendengar suara, saya sekarang mendengar sebagian kalian ngobrol
sanasini, dan saya mendengar suara-suara lain, mendengar biasa. Akan
tetapi apakah engkau memberikan hati?Maka hati harus menyimak, dan bukan
sekedar mendengar dari telinga yang masuk dari telinga kanankeluar dari
telinga kiri. Allah swt mengatakan :
fastami’uu lahuu Kemudian Allah mengatakan apa?
Waanshituu
: maknanya adalah dengan tadabbur, interaksi, dan tafakkur dengan Al
Qur’an. kemudian Allah mengatakan apa ? la’allakum turhamuun (agar
kalian mendapat rahmat), Allah mengatakan la’allakumturhamuun, dan tidak
mengatakan
idzan turhamuun,dan tidak mengatakan
liturhamuu,tetapi
Allahmengatakan la’allakum turhamuun. Apa makna la’allakum? Dalam
bahasa Arab, kata la’allakaketika dipakai di dalam Al Qur’an, maka
bermakna :
bahwa
yang melanggarnya akan mendapatkan yangsebaliknya la’allakum turhamuun
(agar kalian mendapat rahmat), yaitu bahwa rahmat terkait denganapa?
Terkait dengan istima’ (menyimak) dan
inshoot
(memperhatikan). Artinya jika dibacakan Al Qur’an, engkau tidak
menyimak dan tidak memperhatikan, maknanya adalah tertolak dari rahmat
Allah. bahwayang melanggarnya akan mendapatkan yang sebaliknya. Yang
melanggar istima’ (menyimak), makakonsekwensinya adalah kebalikan dari
rahmat. Apa kebalikan dari rahmat ? laknat. Allahu Akbar, ini masalah
yang berbahaya. Ini adalah masalah yang penting, pengagungan Al Qur’an
dan pemuliaannya, ialah
yang
akan membawamu untuk menghafal. Yang berikutnya yang harus kita pahami
adalah adab terhadap Al Qur’anul Karim. Kita semua harus punyabuku
tentang adab terhadap Al Qur’nul Karim. Al Qur’an janganlah dijadikan
seperti musik yang didengarkan begitu saja. Diputar di laptop, Ep3, tapi
pikiran kita kemana-mana. Al Qur’an ini harus diperhatikan, tidak boleh
diabaikan seperti itu. Rasulullah saw. bersabda :
“
siapa yang ingin berbicara dengan Allah, hendaklah ia melaksanakan
sholat. Dan sebaliknya, siapa yangingin Allah berbicara dengannya, maka
hendaklah ia membaca Al Qur’an.” Karena di dalam Al Qur’an ada perintah
Allah, larangan, peringatan dan sebagainya. Seperti ketika
kitamendengarkan pidato presiden SBY, orang mendengarkannya baik-baik.
Tap Al Qur’an ini, Allah yang berbicara dengan kita. Maka tidak boleh
pikiran kita disibukkan pada yang lainnya. Termasuk memutarmurottal,
tapi pikiran kita kemana-mana. Seperti saya juga perhatikan ada orang
yang memutar murottal dimobil, kemudian dia ngobrol dengan temannya.
Pilihannya, murottalnya dimatikan, atau orangnya diam dan memperhatikan
bacaan Al Qur’nul Karim. Termasuk ketika ibu-ibu dirumah memutar
murottal, sambilmasak, sambil bersih-bersih. Maka ini tidak boleh,
memutar murottal, namun disibukkan dengan pikiran-pikiran yang lain.
Demikian juga terhadap anak-anak. Janganlah kita memutar murottal
sedangkan merekaramai. Tapi murottalnya harus kita matikan terlebih
dahulu. Tetapi ketika anak-anak tidur, tidak ada masalah ketika kita
memutarkan murottal buat mereka, karena didalamnya ada keberkahan. Maka
ketika kita mendengar Al Qur’an tidak boleh disibukkan dengan yang
lainnya.Al Qu’an ju
ga tidak boleh di tempatkan pada tempat yang rendah. Misalnya, Haram engkau meletakkan Al
Qur’an
di dalam tas dan diatasnya ada barang lain. Al Qur’an harus diletakkan
paling atas.Bagian dari adab terhadap Al Qur’an: ketika datang seseorang
kepadamu, dan
engkau
sedang membaca Al Qur’an sambil duduk, kemudian temanmu datang, engkau
mau bersalaman dengannya, maka haram bagimu untuk berdiri. Dialah yang
harus duduk dan bersalaman. Engkau tdk boleh berdiri sedang bersamamu
ada Al Qur’an, siapapun yang datang. Jangan berdiri. Ketika engkau
membaca Al Qur’an,kanapa haram untuk berdiri? Ini adalah Al Qur’an, ini
adalah agung. Apakah berdiri karena orang tersebut?
siapa
orang tersebut? siapa dia? Siapapun dia. Jika engkau ingin menghormati,
misalnya dia adalaha yahmu, orang yang lanjut usia, apa yang harus
engkau lakukan? Engkau berdiri dan letakkan Al Qur’an di tempat yang
tinggi, kemudian engkau kembali dan bersalaman. Adapun engkau berdiri
untuk seseorang seperti apapun kedudukan orang tersebut - dan Al Q
ur’an
bersamamu, maka ini tidak boleh. Atau dia yangduduk dan bersalaman. Ini
masalah penting. Juga dalam kelas ketika mengajarkan Al Qur’an kepada
murid murid, ketika guru masuk, kemudian dikatakan “berdiri” atau “stand
up”. Ini tidak boleh. Murid tidak
boleh
berdiri, dia harus tetap duduk dalam kelas Al Qur’an, ini harus kita
ajarkan. Mana yang lebih mulia engkau sebagai pengajar-atau Al Qur’an?
ini masalah penting, wajib mengagungkan Al Qur’an. misalnya jugaketika
engkau duduk bersila dan engkau letakkan Al Qur’an di atas kaki, ini
juga haram, tidak boleh.
Al
Qur’an harus ditinggikan, engkau harus memegangnya, atau diletakkan di
atas meja kecil. Tapi jangandiletakkan lebih rendah darimu. Jadi, Al
Qur’an harus diagungkan dan dimuliakan.
Sesi tanya jawab :
Pertanyaan pertama: bagaimana metode untuk menghafalkan Al Qur’an di Palestina sehingga anak anak bisa hafal dalam dua bulan?
Jawaban pertanyaan pertama :
Tentang
metode menghafal dalam dua bulan, sesungguhnya ini butuh dauroh
tersendiri (sambil tertawa).Tapi ini pengalaman yang kami lakukan tidak
hanya di Palestina, tapi juga di Yordania dan Saudi, dansemuanya sukses.
Tapi kita di Palestina memiliki kelebihan dalam masalah jumlah. Seperti
dulu sayamengajar di Saudi, di Makkah Al Mukarromah dalam program
tahfidh di Masjidil Haram, dalam satu tahun hanya meluluskan 40 saja
murid yang hafal Al Qur’an dalam program dua bulanan. di Yordania
meluluskan 60 sampai 70 hafidh dalam setahun dalam program dua bulanan.
Namun di Palestina kita meluluskan setiap tahun 10.000 (sepuluh ribu)
hafidh dan hafidhah Al Qur’an, yaitu lima ribu hafidh dan lima ribu
hafidhah. Kita melaksanakan program dengan bentuk umum. Tapi metode
tetap memungkinkan. Kita jugaterapkan di Turki dan Pakistan, yang mana
mereka bukanlah orang arab. Karena masalahnya bukanmasalah bahasa. Tidak
ada hubungannya. Masalahnya adalah masalah agenda yang teratur. Dalam
liburanmusim panas, diadakan mukhoyyam Al Qur’an bagi siswa di masjid
selama dua bulan penuh. Tidur, makan,minum, dan menghafal di tempat
tersebut dan tidak meninggalkannya. Mereka hanya punya satu kegiatan,
yaitu menghafal Al Qur’an.
Kelebihan
di Palestina, kita tidak punya banyak kesibukan. Kita tidak punya
tempat-tempat permainan,tempat hiburan, juga tidak ada tempat bermain
anak-anak. Kita hanya punya masjid-masjid. Apa sebab kitamempunyai
banyak hafidh? Yaitu keseriusan. Kita menjadi masyarakat yang memiliki
keseriusan, semuamasyarakat. Masing-masing menginginkan anak-anaknya
hafal Al Qur’an. ada dorongan hakiki pada masyarakat di Gaza secara
tersendiri. Kita terapkan program ini di Gaza, orang-orang menjadi
memiliki respon yang terhadap menghafal Al Qur’an, karena mereka hidup
dalam suasana jihad dan perjuangan. Dankita menjadi punya pemahaman
terhadap makna syahid di jalan Allah dan menyambut Allah.Anak-anak
kalian (di Indonesia), ketika liburan, barangkali mereka bermain, atau
bertamasya ke tempatyang indah. Tapi kita (di Palestina) tidak punya itu
semua. Maka kita bawa mereka ke masjid-masjid. Itulahtempat rekreasi
mereka, tempat bergembira mereka, masjid. Maka dari itu, orang-orang
yahudi dalamperang Gaza yang terakhir, ketika mereka menyerang Gaza, apa
yang mereka serang? Mereka menyerangmasjid-masjid. Karena masjid-masjid
tersebut yang mengeluarkan para hufadh. Karena para hufadh itulahyang
membela Gaza dan berjihad di Jalan Allah. Kami di Brigade Al Qossam
memiliki 70.000 (tujuh puluhribu) pasukan, ini adalah jumlah yang
dipublish, semuanya adalah hufadh. Dalam peperangan Furqon yangterakhir,
kurang lebih 3 tahun yang lalu, ketika Gaza diserang, Orang-orang
Israel datang dengan 40.000(empat puluh ribu) pasukan, yang menghadapi
mereka hanya 15.000 (lima belas ribu) hafidh saja. Kitahanya menggunakan
5% (lima persen) dari kekuatan kita saja. Semua yang berperang adalah
hufadhkitabullah. Ya, ini barokahnya jihad. Tapi metode tidak berbeda
dengan di tempat lain.Ini juga karena keistimewaan tarbiyah. Kita punya
manhaj tarbawi. Kita mencapai suatu pergerakan Islam, -ini bagian dari
jasa Syekh Ahmad Yasin rahimahullah - , kita mentarbiyah masyarakat,
kita tidak sekedarmentarbiyah individu-individu harokah dan kader-kader
hamas, kita menempuh jalan Nabi Muhammadsaw. Seperti ‘Amr bin Al ‘Ash
ketika beliau menginvestigasi kemah kemah pasukannya dalam
peperanganNahawan yang menakhukkan negeri Persia, katika beliau melewati
kemah yang terdengan suara tilawah AlQur’an, beliau mengatakan : “ dari
sini kemenangan!”. Tapi ketika melewati kemah-kemah, sementara pasukan
sedang tiduran, beliau mengatakan :” dari sini muncul kekalahan!” maka
kemudian merekadikelompokkan dan ditempatkan di belakang. Adapun yang
membaca Al Qur’an, mereka ditempatkan didepan. Hal ini sejak periode
Rasrulullah saw. sehingga Al Qur’an dipahami oleh orang-orang Palestina
karena tarbiyah Islamiyah. Ini adalah manhaj Syekh Ahmad Yasin, manhaj
Imam Syahid Hasan Al Banna, danManhaj Imam Sayyid Qutub yang mengatakan
bahwa umat Islam tidak akan menang kecuali dengan generasi Al Qur’anul
Karim saja. Ini perkataan Sayyid Qutub. Semua yang kita lakukan di
Palestina, menerapkan prinsip ini. Kita terapkan amaliyah ini. Kita
mentarbiyah masyarakat. Kematian bagi kita datangdengan cepat. Kita
sudah terbiasa dengan kematian. Kematian bagi kami menjadi permulaan
kenikmatan,dan bukan akhir kenikmatan. Karena kita hidup dalam
peperangan dan penyerangan. Boleh jadi engkausedang tidur tiba-tiba
meninggal, engkau berjalan di jalan tiba-tiba terkena ranjau dan
meninggal. Sehinggakedekatan dengan kematian dan perasaan dekat dengan
Allah, menjadikan penduduk Gaza mengetuk pintuAllah. Ini gambaran
pemikiran secara umum. Semua manusia menjadi mempunyai keyakinan
bahwakeselamatan, kebahagiaan, dan kebaikan di dunia dan ak
hirat adalah dengan Al Qur’an. dan ini adalah daribarokah jihad di Jalan Allah.
Pertanyaan
kedua: apakah larangan mendengarkan murottal sambil melakukan aktifitas
yang lain bersifatmutlak.? Misalnya sambil memasak atau bersih-bersih
kita dengarkan murottal agar telinga kita terbiasa dengan Al Qur’an
- bukannya tidak menghargai - , dan daripada kita mendengarkan yang lain-lain.
Apakahkeharaman ini, berarti tidak boleh sama sekali?
Jawaban Pertanyaan kedua :
Mungkin
jika tujuannya supaya terbiasa, saya katakan, jika engkau sedang
mengerjakan sesuatu di rumah,memasak, bersih-bersih, atau kesibukan yang
lain dan engkau diam, Maka dengan ini engkau bisamengambil manfaat dan
ada faedahnya. Tapi jika engkau duduk bersama teman-temanmu, dan
kalianngobrol. Engkau berbicara, dia berbicara, yang lain juga
berbicara, bagaimana engkau akan terbiasa? Tidak.Ini tidak benar. Ini
adalah berpaling dari peringatan Allah. Saya katakan jika engkau
beraktifitas, adakesibukan, seperti menjahit, menulis, atau apa saja
yang engkau kerjakan, sambil mendengan murottal,
Demikian metode cara mengafal al qur'an dari palestina. semogfa bermanfaat.qvaauniversity.blogspot.com
insyaAllah
BalasHapusterima kasih artikelnya. sangat bermanfaat dan sangat membakar semangat. :)
terima kasih, barakallahulak
BalasHapus