Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia. Negeri ini indah dengan banyak pesona alam yang eksotik dan diminati oleh setiap orang. Keadaan ini ternyata tidak disyukuri dengan baik oleh bangsa Indonesia. Saya yakin semua orang tahu betul negara ini sering disebut negara agraris, tapi mungkin banyak juga yang tidak betul-betul memahami makna tersebut.
Indonesia adalah negara besar, namun sayang tidak mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk menerima sebutan itu. Kita lebih bangga disebut negara kuli yang selalu mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri. Kita lebih bangga dengan menerima barang pemberian dari negara lain yang sudah tidak digunakan lagi. Apakah kita sadar kita tak punya percaya diri yang kuat? Ada beberapa permasalahan yang ingin saya paparkan mengenai permasalahan pertanian di Indonesia.
Saat ini pangan Indonesia masih bergantung pada impor pangan hingga menguras devisa negara Rp 50 Triliun. Nilai impor kedelai Rp 5,95 triliun, gandum Rp 22,5 triliun, gula Rp 8,95 triliun, daging sapi Rp 4,8 triliun, susu Rp 7,55 triliun, dan garam Rp 900 miliar. Sebenarnya apa yang kita impor ini masih bisa kita produksi di dalam negeri sendiri. Tapi kenyataannya bangsa ini melihat pertanian itu sebelah mata, tidak ada keseriusan untuk mengembangkan pertanian bangsa ini untuk menjadi bangsa maju.
Fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini banyak orang
tuanya yang tidak ingin anaknya masuk untuk menjadi sarjana pertanian, “Ngapain kamu nak masuk pertanian, mau macul
di sawah kotor-kotoran setiap hari dan mendapatkan penghasilan yang
minim?” kata sang orang tua. Tidak ada kebanggaan menjadi orang yang
fokus di bidang pertanian, bahkan tidak ada dorongan. Salah satu bukti
nyata, dapat dilihat dari kurangnya peminat untuk menjadi sarjana
pertanian. Bahkan beberapa Fakultas Pertanian di beberapa universitas
ditutup. Tak ingatkah pesan presiden pertama bangsa ini, “Pertanian
adalah hidup dan matinya suatu negara!”.Satu lagi masalah yang sangat mendasar. Petani kita saat ini jarang yang memiliki lahan. Lahannya dipakai untuk kegiatan non pertanian seperti perumahan yang sedang marak dibangun di mana-mana. Apa yang mau dimakan oleh bangsa ini beberapa tahun ke depan jika kedaulatan pangan sampai saat ini tidak diperjuangkan secara mati-matian? Apa kita mampu untuk memakan besi, batu, buku yang output-nya bukan dari pertanian?
“Bangsa yang besar ini harus sadar dan bangkit membentuk kepercayaan diri yang besar untuk mengolah alam ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai negara tetangga yang menikmati apa yang telah diberikan oleh Allah SWT”. Apalagi sampai diklaim milik negaranya! Saya adalah orang yang bangga menjadi mahasiswa pertanian dan akan berjuang mati-matian sampai pertanian ini berdiri tegak membangun Indonesia ke arah yang lebih maju. Apa kalian mau menjadi bagian itu? Saya akan selalu bekerja dan menunggu kalian yang masih ragu bergabung untuk membangun pertanian. Mari kita daulatkan pangan Indonesia dan perjuangkan hak petani dan pertanian sehingga lima sampai dua puluh tahun ke depan bangsa ini akan maju dan bangga karena Pertanian. Hidup Pertanian Indonesia.bangkittani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar