Oleh :
Wayan Supadno | 0811763161
(wayansupadno@yahoo.com)
Rasa
hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada
almamater saya SD Katolik St. Agustinus Desa Curah Jati Banyuwangi,
Karenanya telah mematri memori dalam ingatan saya 8 tahun wajib minum
susu setiap Senin dan Kamis, antri panjang ada yang awalnya
muntah-muntah ada yang tidak mau walau dengan konsekuensi harus menyapu
kelas dan kamar mandi, tapi pada akhirnya semua menjadi ketergantungan
terlebih selalu didoktrin pentingnya mengkonsumsi susu karena minuman
paling sempurna bahkan tertulis di dalam setiap kitab suci.
Mungkin sudah menjadi reflek ingatan bagi putra-putri
kita jika ditanya suruh menyebutkan makanan empat sehat lima sempurna
adalah susu. Susu sangat dibutuhkan oleh semua anak bangsa tanpa
terkecuali, anak bangsa adalah masa depan bangsa ini, berarti susu
merupakan salah satu kunci pembuka pintu indahnya menatap masa mendatang
bangsa ini. Bangsa ini milik kita tapi juga milik anak cucu kita.
Jika kita ingin mendapat sebutan orang tua yang dewasa
oleh anak-anak kita yang selalu diajari tentang susu pasti sesegera
mungkin memikirkan secara serius, fokus dan total tentang solusi untuk
susu, asupan susu per kapita di negri kita masih tergolong rendah, 70%
lebih dari total kebutuhan susu kita masih impor, 85% lebih populasi
sapi perah penghasil susu ada di Pulau Jawa. Data yang belum 100% benar
tapi sudah mendekati masalah besar dan serius.
Kita memiliki dokter hewan sangat banyak, sarjana
peternakan sangat banyak, pengangguran sangat banyak, lahan tidur yang
bisa untuk rumput pakan yang sangat banyak dana sektor peternakan di
bank sangat banyak dan pangsa pasar susu di bumi ini juga sangat
banyak. Semua serba sangat banyak, terlebih setelah ditemukan bahwa susu
sangat efektif untuk pembentukan tulang dibandingkan calsium carbonat
sekalipun hasil riset di Amerika, maka kata pakar ekonomi di Amerika
permintaan susu akan melambung tinggi.
Tinggal data semua sangat banyak tadi dikemas agar lebih marketable
bagi investor, mulai dari investor pemegang devisa TKI yang jumlah
totalnya Rp 75 triliun / tahun sampai dana luar negeri tanpa batas.
Jumlah investasi sapi perah indeks per ekor sangat
relatif tergantung jenis sapi dan kualitas kandang, tapi secara umum Rp
15 juta sampai dengan Rp 30 juta per ekor termasuk kandang, dampak bagi
tenaga kerja yang terserap mulai hulu sampai hilir per ekor menyerap
minimal 4 orang semua pekerja kategori sangat mulia di mata Tuhan dan
sesama.
Jika saja kita memiliki 10 juta ekor sapi perah maka
kita tidak hanya swasembada susu tapi eksportir susu tentu mengantongi
devisa banyak, 40 juta tenaga kerja terserap, 300.000 ton pupuk organik
per hari didapat dan yang lebih penting lagi bangsa ini bisa kita
wariskan kepada generasi yang cukup gizi karena terbiasa mengkonsumsi
susu, niscaya akan lebih bijak mengelola negeri agraris ini.
Pertanyaan klasik yang selalu timbul, dananya dari mana?
Jawabnya sederhana saja, semua elemen masyarakat yang cinta masa depan negeri ini sadar untuk bersatu padu .
- Bukankah kertas terbakar hanya karena sinar matahari yang difokuskan lalu menimbulkan energi panas?
- Bukankah sapu lebih bermanfaat karena bersatu padunya para lidi yang terikat dengan sistematis?
- Bukankah sikap pesimis tugas yang ringan jadi berat dan karena sikap optimis tugas yang berat jadi ringan?
Contohnya :
1. Pemerintah menyisihkan cukai rokok yang bisa
digunakan untuk sapi perah atau iklan edukasi ke masyarakat agar
investasi ke sapi perah.
2. Pemda menargetkan populasi sapi dengan program ekonomi kerakyatan seperti Pemda Riau.
3. Perusahaan pengirim TKI memberi pembekalan agar gajinya untuk investasi sapi.
Proses keberhasilan meniru yang sudah berhasil
- Jika saja semua TKI dimotivasi gajinya ditabung lalu diinvestasikan ke sapi seperti TKI di Boyolali dan Curah Jati Banyuwangi.
- Jika saja semua ikatan dokter spesialis atau TNI sisa pendapatannya dipersatukan membentuk kelompok ternak sapi seperti di Medan (Kol.(Purn) Dr. Abrar Daniel Sp.M Hp. 0811641947).
- Jika saja semua profesional di perusahaan asing, BUMN, dan karyawan lainnya setiap ada dana invest di sapi seperti di Irian Jaya (Bapak Sigit Hp. 08123385857).
- Jika saja semua Bupati mentargetkan swasembada susu dan daging seperti Bupati Langkat Sumut, Bupati Kampar Riau dan Bupati Boyolali.
- Jika saja semua pengembang perumahan dan perbankan memberi kredit meniru konsep Kelompok Tani Sapi Ternak Pondok Ranggon Jakarta Timur.
- Jika saja semua Gubernur meniru kesuksesan Gubernur Riau dengan program K2I (Kebodohan, Kemiskinan, dan Infrastruktur) membagikan 1.500 ekor per tahun sapi bunting ke para petaninya.
- Jika saja semua televisi komit tidak mempertontonkan kejahatan saja tapi justru mempertontonkan kebajikan terlebih contoh-contoh kesuksesan rakyat agraris di negeri agraris ini.
- Jika saja semua perusahaan besar sadar pentingnya menjalin kemesraan dengan masyarakat sekitar dengan tersistem dan berkelanjutan menjalankan program sosial pengembangan masyarakat sekitar dengan membagikan sapi ke masyarakat, dana sedikit saja dari keuntungan besar yang telah didapat seperti telah dilakukan PT. IKPP dan PT. RAPP di Riau.
- Jika saja para pengusaha industri rokok mengawali investasi di industri pengolahan susu maupun berinti plasma dengan para peternak sapi dan setiap iklan juga diselipkan edukasi investasi sektor susu.
- Jika saja pemerintah pusat memberi keteladanan memacu percepatan swasembada susu dan iklan-iklan edukasi motivasi investasi ke sapi.
Niscaya dengan cinta yang pekat terhadap cita-cita 10 juta ekor sapi perah akan terwujud di negeri ini, Tuhan Maha Adil.
Dengan cinta semua jadi indah? Dengan cinta hantupun dicari (Film Ghost), dengan cinta tak kenal arti harta (Film Titanic), dengan cinta tak kenal martabat (Film Pretty Woman),
dengan cinta pahlawan rela mengorbankan jiwa raganya, dengan cinta sang
Ibu bisa menangis sedih karena si bayi tidak mau minum susu. Niscaya
dengan cinta pertanian maka negeri agraris ini benar-benar jadi agraris.
Untaian kata yang mudah dikatakan, indah didengarkan tapi tidak
mudahnya untuk kita pertanggung jawabkan.
Semoga berarti bagi negeri ini. (**)bangkittani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar