Senin, 15 Oktober 2012

Limbah Jambu Mete, Kakao, dan Kopi untuk Penguat Ransum Ternak

Limbah tanaman berupa buah semu mete, cangkang kakao, dan kulit buah kopi bila dipandang dari aspek pakan ternak memiliki potensi untuk diolah sebagai bahan pakan penguat (konsentrat) yang dapat dimanfaatkan untuk mengganti dedak sebagai komponen penting dalam ransum ternak.
Nilai potensi limbah tersebut cukup besar. Pada jambu mete mencapai ± 91% dari total berat buah  basah, pada kakao mencapai ± 73% dari total berat buah buah basah, dan pada  kopi limbah kulitnya  mencapai ± 48% dari total berat buah basah.
Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dari limbah tersebut yakni kandungan gizi yang relatif rendah terutama proteinnya, mengandung senyawa-senayawa yang dapat menghambat petumbuhan seperti theobromin pada kakao dan asam anarcadat pada buah semu mete. Selain itu, mengandung serat kasar serta kandungan air yang tinggi sehingga mudah rusak dan membusuk. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut dan meningkatkan mutu gizi serta daya simpannya, maka limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai pakan ternak.
Proses pengolahan meliputi pencacahan, fermentasi, pengeringan, penggilingan dan pengemasan. Adapun proses pengolahan yang terpenting adalah fermentasi, dimana melalui proses fermentasi mutu limbah tersebut dapat ditingkatkan, sehingga kandungan gizinya bisa hampir sama, atau bahkan melebihi kandungan gizi dedak padi.
Dalam kasus limbah jambu mete, dengan proses fermentasi dapat meningkatkan kadar protein buah semu jambu mete dari 9,15%  menjadi 20,80% (dari bahan kering), sedangkan kandungan serat kasarnya menurun dari 14,48% menjadi 8,56%. Dengan proses pengolahan, diharapkan adanya senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan ternak dapat dihilangkan atau ditekan,  begitupun masa penyimpanannya dapat diperpanjang, sehingga dapat tersedia sepanjang tahun diluar musim panen.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar