Senin, 15 Oktober 2012

Kompor Biji Jarak Pagar

Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) mengembangkan kompor berbahan bakar biji jarak pagar. Kompor ini telah disosialisasikan di masyarakat di Desa Banyuputih, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Tanggapan positif datang dari Ibu-ibu pengguna kompor tersebut karena lebih ekonomis dan akan memanfaatkan tanaman jarak pagarnya sehingga tidak perlu pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Sebelumnya, mereka menggunakan LPG dan kayu bakar yang diperoleh di hutan.
Beberapa wilayah di Indonesia, terdapat potensi untuk mengatasi masalah energi yaitu dengan memanfaatkan biji jarak pagar sebagai bahan bakar kompor. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn) banyak ditemui dipekarangan dan di lahan pertanian yang saat ini hanya dimanfaatkan sebagai pagar pembatas lahan oleh pemiliknya. Kondisi tanaman tersebut kurang terpelihara dengan baik.
Pada saat musim berbuah, buah-buah jarak pagar dibiarkan mengering di pohon, kemudian jatuh di tanah begitu saja. Buah-buah jarak pagar yang telah masak akan berwarna kuning. Di dalam buah tersebut terdapat biji yang mengandung minyak sekitar 40% dan dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor tanpa harus memproses lebih lanjut.
Biji jarak pagar diperoleh dengan cara mengeluarkannya dari dalam buah-buah jarak pagar, kemudian dikeringkan selama sekitar tiga hari sampai kadar air sekitar 7%. Di bagian bawah kompor terdapat ruang tempat bahan bakar yang jika diisi 0,5 kg biji jarak pagar dan dinyalakan akan habis selama sekitar satu jam. Untuk kebutuhan memasak kurang dari satu jam, bahan bakar dapat diisi seperlunya, demikian juga jika dibutuhkan lebih dari satu jam, biji dapat ditambahkan selama kompor masih dalam keadaan menyala tanpa harus mematikan kompor.
Jika dalam satu tanaman dapat menghasilkan satu kg biji jarak pagar, maka dapat digunakan untuk menyalakan kompor selama dua jam. Jika waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memasak adalah dua jam setiap harinya, maka diperlukan satu tanaman jarak pagar per harinya atau 360 tanaman per tahunnya. Dengan memanfaatkan jarak pagar sebagai pagar pembatas lahan tanpa mengurangi areal untuk komoditi utama hanya diperlukan lahan seluas 0,81 ha.
Untuk mencapai produksi satu kg biji jarak pagar per tanaman per tahun tidak terlalu sulit asal tanaman dipelihara sesuai dengan baku teknis.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar