Senin, 15 Oktober 2012

BUYA HAMKA : Pahlawan Nasional dengan Integritas


BUYA HAMKA : Pahlawan Nasional dengan Integritas
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof Dr Azumardi Azra dalam kesaksian yang diberikan pada acara tasyakuran gelar pahlawan nasional Buya HAMKA, bahwa Buya HAMKA adalah pahlawan nasional yang penuh dengan integritas. 

Prof Dr HAMKA agaknya bagi sebagian kalangan kurang begitu dikenal sebagai pejuang. Buya HAMKA lebih dikenal sebagai satrawan dan ulama; bukan sebagai pejuang bangsa. Akibatnya Buya HAMKA terlambat menerima gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah RI. Baru menjelang Hari Pahlawan 10 Nopember 2011 akhirnya Buya HAMKA mendapatkan penghargaan yang long overdue tersebut.

Meski demikian, rasa syukur patut diungkapkan dengan penghargaan negara atas jasa-jasa Buya HAMKA yang begitu lengkap dan kompleks dalam kehidupan umat/bangsa Indonesia.

HAMKA yang sejak selesai bertugas sebagai Konsul Muhammadiyah di Makasar pindah ke Medan (1936) juga aktif dalam perjuangan melawan Belanda. Karena kegiatannya melawan Belanda inilah HAMKA akhirnya merasa harus pindah ke Sumatera Barat pada 1945.

Kiprah HAMKA dalam perjuangan nasional sepanjang 1945- 1949 kian meningkat berbarengan dengan terjadinya perang revolusi menentang kembalinya Belanda. Pada tahun 1947 HAMKA diangkat menjadi ketua Barisan Perthanan Nasional dengan anggota Chatib Sulaeman, Udin, Rangkayo Rasuna Said dan Karim Halim. Selain itu HAMKA juga diangkat oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagai sekretaris Front Pertahanan Nasional. Demikian sekelumit sejarah keterlibatan Buya HAMKA dalam kancah kepahlawanan Nasional sering terlewatkan tertutup oleh kemashuran beliau sebagai tokoh agama dan sastrawan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar