Selasa, 16 Oktober 2012

Cemerlang Di Usia Muda, Why Not…?



Oleh: Muhaimin Iqbal  
KETIKA Ibnu Sina berusia 17 tahun, dia diminta menyembuhkan Khalifah Nuh Ibn Al-Mansur – penguasa Dinasti Samaniah – karena ahli-ahli pengobatan yang ada saat itu tidak ada yang mampu melakukannya. Setahun kemudian pada usia 18 tahun dia sudah menguasai segala macam ilmu dari seluruh kitab-kitab yang ada di perpustakaan istana Samani yang sangat besar.  Karena kecemerlangan sedari muda ini, sepanjang hidupnya dia berhasil menyelesaikan sekitar 450 buku – yang paling terkenal adalah Al- Qanun fi at Tibb yang menjadi rujukan di sekolah-sekolah kedokteran dunia barat sampai berabad-abad kemudian. Pertanyaannya adalah, dimana Ibnu Sina belajar semasa kecilnya?

Yang jelas Ibnu Sina tidak belajar dengan model generasi sekarang belajar, yang pada usia 17-18 tahun tamat SMA yang nyaris baru menguasai ilmu-ilmu  serba dasar. Baca , tulis, berhitung, bahasa,  fisika dasar, kimia dasar, biologi dasar dst.

Dia tentu juga tidak belajar  di perguruan tinggi – model sekarang , dengan fakultas-fakultas yang hanya mengajari satu bidang saja, seperti pertanian saja, teknik mesin saja, hukum saja dan seterusnya. Salah satu kitab karya Ibnu Sina adalah Asy Syifa yang terdiri dari 18 jilid dan memuat berbagai macam illmu pengetahuan yang penting.

Lantas tidakkah kita ingin bisa melahirkan ilmuwan yang alim seperti Ibnu Sina dan ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya yang membawa masa kejayaan Islam tersebut? Kalau seandainya keinginan itu sedikit saja  ada, pertanyaan berikutnya adalah apakah akan kita didik anak-anak generasi yang akan datang tersebut dengan metode sekolah dan perguruan tinggi seperti yang ada sekarang?

Saya yakin kok bukan itu jalurnya, Anda bisa tes sendiri anak Anda yang tamat SMA terbaik di jaman ini. Atau bahkan anak kita yang  lulusan terbaik dari perguruan tinggi terbaik di jaman ini, seperti apa kemampuan mereka?

Dengan hasil pedidikan yang ada, yang  bahkan didunia barat-pun mulai dipertanyakan ini – maka nampaknya memang kita harus menempuh jalan lain yang lebih efektif untuk mempersiapkan generasi unggulan di masa datang.

Bila ingin mengikuti jejak-nya Ibnu Sina dalam belajar, setidaknya metode yang mendekati yang dia tempuh yang dapat kita ikuti. Sedari remaja Ibnu Sina sudah hafal al-Qur’an, ketika dia mendapatkan akses untuk membaca seluruh bidang ilmu yang ada di perpustakaan istana Samani – dia sudah memiliki dasar yang sangat kuat yaitu ilmu al-Qur’an.

Untuk bisa menguasai ilmu al-Qur’an secara mantab sampai pada aplikasinya, tentu kekuatan Iman terhadap kebenaran al-Qur’an itu juga harus dibangun sebelumnya. Jadi ketika membaca dan memahami Al-qur’an dia tidak ngeyel – seperti yang banyak terjadi di generasi sekarang ini.

Upaya untuk melahirkan generasi unggulan seperti generasi semacam inilah yang saat ini kita mulai rintis di Yayasan Al-Fatih Pilar Peradaban. Program pendidikan awal yang kami sebut Kuttab – sebagaimana penyebutan pendidikan sejenis di masa kejayaan Islam – saat ini sudah mulai menerima murid baru. Brosur lengkapnya dapat di download di link-link brosur berikut :

http://geraidinar.com/images/brosur_kuttab_depan.jpg 

Target kami ketika anak selesai belajar di Kuttab pada usia 12 tahun dia sudah membiasakan diri dengan keimanan yang kuat, hafal al-Qur’an minimal 7 – 30 juz. Dan pada usia itu dia sudah siap untuk mengarungi berbagai jenjang ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat luas.

Program lanjutannya tentu juga insyaallah akan kami persiapkan dengan target 6 tahun kemudian – atau pada saat anak didik dari Kuttab tersebut berusia 18 tahun, dia sudah menguasai berbagai ilmu manusia modern dan sekaligus memiliki kesiapan life skills yang mumpuni untuk bersaing di jamannya.

Tetapi untuk belajar di Kuttab harus ke Depok? Oh tidak. Yang di Depok adalah model yang kami persiapkan untuk mudah ditiru dan diterapkan di lingkungan Anda masing-masing. Selain model Kuttab-nya, yang di Depok kami persiapkan training center untuk calon-calon guru dan pengelola Kuttab. Sehingga konsep ini bisa ditularkan seperti virus yang menyebar dengan sangat cepat ke seluruh Nusantara atau bahkan Dunia Islam lainnya.

Penularan ini insyaallah akan jauh lebih mudah dari konsep sekolah sekarang, karena untuk membuat Kuttab yang di persyaratkan hanya ada tim guru yang baik, murid dan materi standar yang terus-menerus akan kami kembangkan. Tidak harus menunggu bisa membangun gedung sekolah yang butuh ratusan juta atau bahkan milyaran yang buntutnya harus ditanggung para murid.

Untuk menyiapkan Kuttab hanya perlu beberapa puluh Dinar saja untuk sewa rumah (kalau belum ada ), gaji guru awal (setelah itu di share para murid), training para guru dan biaya operasi lainnya. Maka Anda sudah siap untuk memulai merubah arah generasi yang akan datang.

Karena masih terbatasnya tim training dan supervisi yang ada di kami, untuk semester ini yang siap kami buka adalah wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten.  Anda yang memiliki visi dan bisa mengumpulkan beberapa orang yang sevisi dengan kami di daerah tersebut, dapat mulai mendaftar ke kami dan insyaallah kami akan pandu step by step penyiapan Kuttab di daerah Anda.

Wilayah lain di luar wilayah tersebut di atas, Anda bisa juga mulai mendaftar ke kami tetapi Insyaallah bisa dijadwalkan pembukaan di wilayah Anda pada semester berikutnya karena Kuttab ini tidak harus mengikuti periode semester yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya.

Insyaallah kita bisa menghasilkan generasi unggulan sperti generasi di masa kejayaan Islam, bila kita mau mulai bersusah-payah untuk merintisnya sekarang juga. InsyaAllah.*/hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar