Senin, 15 Oktober 2012

Kedelai Hitam : Potensi Bahan Baku Industri

Konon kedelai berkulit biji hitam (kedelai hitam) dijuluki sebagai The King of Plant Protein. Di Indonesia, kedelai hitam tidak sepopuler kedelai berkulit biji kuning karena kurang cepatnya perakitan dan pelepasan varietas kedelai hitam dibandingkan dengan kedelai berkulit biji kuning (kedelai kuning). Alhasil, sentra produksi kedelai hitam tergeser dan digantikan oleh kedelai kuning.
Kedelai hitam memiliki potensi nutrisi dan juga sebagai bahan baku industri. Di Indonesia peruntukkan utama kedelai hitam untuk bahan baku kecap. Keunggulan sebagai bahan baku kecap adalah meningkatkan kualitas warna kecap menjadi coklat hitam. Kecap yang dibuat dari kedelai hitam varietas Merapi memiliki kandungan protein sebesar 3,20% lebih tinggi dibandingkan kecap asal varietas kedelai kuning yaitu Argomulyo (2,37%).
Kecap dari kedelai hitam tidak hanya memiliki kandungan protein tinggi, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan pigmen hitam yang terdapat pada kulit biji, dan berpotensi sebagai sumber antosianin yang baik karena didominasi oleh kandungan cyanidin-3-glukosida dan delphinidin-3-glukosida.
Untuk memperkuat penyediaan kedelai hitam, pada tahun 2008, Badan Litbang Pertanian melepas varietas Detam 1 dan Detam 2. Detam 1 memiliki potensi hasil hingga 3,45 t/ha dan ukuran biji besar (14,84 g/100 biji) dan kandungan proteinnya sangat tinggi (45,36% bk). Detam 1 menjadi varietas kedelai hitam pertama berukuran biji besar dan menjadi varietas kedelai berkandungan protein tertinggi.
Detam 2 memiliki ukuran biji sedang, kandungan protein mencapai 45,58% bk, dan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein sangat tinggi, sekaligus galur bersangkutan agak tahan kekeringan. Semakin tinggi protein biji kedelai, kadar protein kecap yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sifat sensoris kecap, meliputi warna kecap Detam 1 dan Detam 2 berkriteria paling disukai. Aroma kecap berkisar agak suka sampai suka.
Saat ini, Badan Litbang Pertanian, sedang menyiapkan pelepasan dua varietas kedelai berumur super genjah. Pada kondisi perubahan iklim saat ini, varietas berumur genjah bernilai strategis, lebih toleran terhadap kekeringan dan hama melalui mekanisme escape (terhindar) serta meningkatkan indeks pertanaman (IP). Calon varietas kedelai hitam yakni W9837 X Cikuray-66, potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15 t/ha (rata-rata 2,88 t/ha), berumur genjah (75 hari), rendemen kecap mencapai 88%, dan kecap yang dihasilkan berkategori disukai oleh panelis.
Galur harapan  W9837 X 100H-236 memiliki potensi hasil 2,89 t/ha (rata-rata 2,54 t/ha), toleran kekeringan pada fase reproduktifm, berumur genjah, agak tahan hama kepik coklat dan karat daun, kecap yang dihasilkan berkategori disukai oleh panelis. Untuk mempercepat penyebaran inovasi kedelai hitam, perlu dibangun kemitraan dengan swasta dan petani.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar