Buah
yang memiliki kulit dan bentuk yang khas serta memiliki duri pada
pohonnya, telah lama dibudidayakan oleh H. Mukojien (60 tahun) di Dusun
Salak Desa Semboro Lor Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Berawal dari
lahan salak yang merupakan turun temurun dari keluarga Mukojien, yang
berarti umur salak lebih tua dari umur H. Mukojien. Faktor keturunan
inilah yang mendukung Mukojien untuk melestarikan budidaya salak yang
telah ditekuni keluarganya sejak lama. Bermodalkan ilmu keturunan,
Mukojien mampu memperluas lahan yang semula hanya beberapa petak saja,
hingga sekarang menjadi berkembang pesat.
Sifat tekun dan ulet yang diwariskan keluarganya membuat H. Mukojien
mencoba untuk mengembangkan atau menumbuhkan Salak Pondoh yang
merupakan hal yang baru di Dusun Salak, karena hanya H. Mukojien yang
mencoba untuk menanam salak pondoh. Tahun 2006, Mukojien membeli bibit
yang berjumlah 400 yang didatangkan langsung dari Jogjakarta, membuat
H. Mukojien menjadi petani pertama yang mampu menumbuhkan Salak Pondoh
di Dusun Salak dan menjadi petani salak tersukses. Bibit yang dibelinya
dari Jogjakarta, oleh Mukojien diteliti dan dipelajari bagaimana proses
menumbuhkan dan membudidayakan, karena menurutnya Salak Pondoh sangat
susah untuk ditumbuhkan di Dusun Salak. Bibit yang dibelinya dari
Jogjakarta sebanyak 400 dengan harga Rp3.750 per bibit, kini menjadi 700
pohon salak pondoh yang produktif.Pohon Salak Pondoh milik Mukojien, berbunga hingga 6 sampai 8 bunga per pohonnya, adapun 1 bunga dapat berkembang menjadi buah salak pondoh dengan bobot 4,5 kg. Proses pengawinannya dilakukan secara manual oleh Mukojien, karena di Dusun Salak, serangga khususnya lebah yang membantu proses penyerbukan susah untuk di dapatkan.
Menurut H. Mukojien, budidaya salak sangat mudah, karena tidak membutuhkan biaya yang banyak dan perawatan yang ekstra. Modal awal hanya digunakan untuk membeli bibit saja, selanjutnya hanya menanam pada lahan sawah tanpa adanya pemberiaan pupuk hingga pohon Salak Pondoh berbuah. Perawatan hanya dilakukan dengan cara menyiram air, karena menurut Mukojien, air dapat mempengaruhi besar kecilnya buah salak pondoh yang dihasilkan.
H. Mukojien membandingkan Salak Pondoh miliknya dengan cara melakukan perkawinan dan tanpa melakukan perkawinan, ternyata hasilnya berbeda. Salak pondoh yang dilakukan dengan cara perkawinan dapat menghasilkan Rp8 juta hingga Rp9 juta pada lahan yang dimiliki oleh Mukojien.
Jika tanpa adanya perkawinan, dapat menghasilkan Rp7 juta dari lahan yang dimiliki. Penjualan hasil Salak Pondoh milik Mukojien, langsung dijual oleh Mukojien pada tengkulak dengan harga Rp2000 per kg, tetapi Mukojien juga menjual langsung pada konsumen dengan harga Rp5000 per kg. Usaha budidaya salak yang ditekuni Mukojien, dapat membantu kehidupan perekonomiannya sehingga H. Mukojien mampu memfasilitasi ke- 5 putirnya hingga semua menjadi sarjana.
Profil
H. Mukojien
Dusun Salak, Desa Semoro Lor
Kec. Tanggul Kab. Jember
(0336) 443 150
bangkittani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar